Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Survei Perbankan: Pertumbuhan Kredit 2020 Bakal Turun Jadi 5,5 Persen

Responden dalam Survei Perbankan yang terbaru memperkirakan pertumbuhan kredit pada 2020 sebesar 5,5% (year on year/yoy). Angka ini lebih rendah realisasi pertumbuhan kredit tercapai sebesar 6,1% atau lebih rendah dari survei Perbankan Bank Indonesia yang sebesar 9,4%.
Karyawan melintas di dekat logo Bank Indonesia (BI) di Jakarta, Senin (25/2/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam
Karyawan melintas di dekat logo Bank Indonesia (BI) di Jakarta, Senin (25/2/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA – Pertumbuhan kredit dan dana pihak ketiga (DPK) pada tahun 2020 diperkirakan akan melemah dari realisasi 2019.

Responden dalam Survei Perbankan yang terbaru memperkirakan pertumbuhan kredit pada 2020 sebesar 5,5% (year on year/yoy). Angka ini lebih rendah realisasi pertumbuhan kredit tercapai sebesar 6,1% atau lebih rendah dari survei Perbankan Bank Indonesia yang sebesar 9,4%.

Dari sisi pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) pada tahun ini juga diperkirakan tidak setinggi tahun sbelumnya. “Hal ini tercermin dari perkiraan saldo bersih tertimbang (SBT) prakiran penghimpunan DPK 2020 yang sebesar 71,6% atau lebih rendah dari tahun sebelumnya yang sebesar 73,3%,” demikian dikutip dari Survei Perbankan, Kamis (16/4/2020).

Meskipun demikian, Survei Perbankan Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan kredit baru akan meningkat pada kuartal II/2020. Hal ini sejalan dengan kebijakan penyaluran kredit yang akan lebih longgar sebagaimana terindikasi dari indeks lending standard (ILS) yang sebesar 9,1%, lebih rendah dari kuartal sebelumnya yang sebesar 10,95. Pelonggaran standar penyaluran kredit terutama akan dilakukan terhadap kredit modal kerja dan kredit UMKM.

Aspek penyaluran kredit yang akan diperlonggar yaitu suku bunga kredit, biaya persetujuan kredit, jangka waktu kredit, dan palfon kredit. Di sisi lain, premi kredit berisiko, perjanjian kredit, agunan, dan persyaratan administrasi diperkirakan lebih ketat pada kuartal II/2020. Pada kuartal II/2020, rata-rata biaya yang dikeluarkan oleh bank atas dana nasabah yang ditempatkan atau cost of fund dalam rupiah diperkirakan turun delapan basis poin (bps) dari kuartal sebelumnya yang sebesar 5,46%.

Sementara itu, biaya dana yang dioperasionalkan oleh perbankan untuk memperoleh pendapatan atau cost of loanable fund (CoLF) dalam rupiah juga diprakirakan turun 20 bps menjadi 8,44%. Rata-rata suku bunga kredit modal kerja dan investasi diperkirakan turun masing-masing 4 bps dan 5 bps pada kuartal II/2020. Suku bunga kredit modal kerja akan menjaid 11,17% dan suku bunga kredit investasi akan menjadi 11,22%.

Suku bunga kredit konsumsi juga diperkirakan akan turun sebesar 1 bps menjadi 12,93%. Pada jenis kredit konsumsi, penurunan suku bunga terbesar terjadi pada kredit knedaraan bermotor sebesar 6 bps, diikuti oleh kredit kepemilikan rumah atau apartemen dan kredit multiguna yang masing-masing sebesar 9 bps dan 8 bps.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper