Bisnis.com, JAKARTA -- Pefindo Biro Kredit merilis produk terbaru IdAlternativeScore yang memberikan informasi profil dan kredit historis calon debitur.
Direktur Utama Pefindo Biro Kredit mengatakan akses layanan jasa keuangan kini semakin terbuka bagi semua lapisan masyarakat. Lembaga keuangan seperti bank, multifinance ataupun fintech dapat memanfaatkan alternative score yang dikembangkan dari data nonkredit guna memudahkan pengambilan keputusan kredit.
Menurutnya, data kredit debitur yang minim seringkali berujung pada ditolaknya pengajuan kredit akibat kesulitan lembaga keuangan untuk mendalami profil calon debitur. Lembaga jasa keuangan juga kesulitan mendapatkan gambaran risiko dan credit score karena tidak tersedianya data historis perkreditan debitur.
"Padahal, ada potensi bisnis dan perluasan pangsa pasar dari segmen underbanked dan underserved yang belum sepenuhnya tergarap," katanya seperti dikutip dalam rilis, Kamis (23/4/2020).
Berangkat dari kondisi tersebut, pihaknya menawarkan terobosan untuk menjawab kebutuhan lembaga jasa keuangan akan produk scoring alternatif dengan menghadirkan produk IdAlternativeScore. Produk ini akan melengkapi credit score yang sudah umum digunakan dalam analisa kredit.
Abimanyu menjelaskan bahwa produk IdAlternativeScore adalah informasi yang menyajikan skor alternatif dengan memanfaatkan beragam data non kredit untuk keperluan analisa calon debitur tanpa riwayat perkreditan.
Baca Juga
“Score ini juga dapat dimanfaatkan sebagai pelengkap credit score yang sudah ada sehingga gambaran profil calon debitur menjadi lebih lengkap dan akurat guna mendukung pengambilan keputusan kredit," tambahnya.
Abimanyu menilai penurunan pertumbuhan kredit akibat wabah Covid-19 merupakan imbas dari penurunan aktivitas bisnis di semua sektor. Lembaga keuangan dapat berperan dalam mendukung keberlangsungan ekonomi dan bisnis dengan tetap melakukan penyaluran kredit secara selektif dan mengedepankan pengelolaan risiko secara cermat guna menghindari potensi kenaikan NPL dan kegagalan pembayaran oleh debitur.
Selanjutnya Abimanyu menambahkan bahwa dengan terjadinya penurunan kualitas kredit akibat merebaknya wabah Covid-19 ini, lembaga keuangan harus dapat memanfaatkan semua jenis informasi dan data baik data kredit maupun data non kredit secara optimal, agar calon debitur atau bahkan debitur eksisting dapat selalu termonitor dengan baik.
“Data dan profil calon debitur yang selama ini tidak ter-captured dalam database sistem informasi keuangan nasional, ada kemungkinan bisa diperoleh melalui data alternatif nonkredit. Hal ini akan mempermudah lembaga keuangan dalam mendapatkan score guna pengambilan keputusan kredit sekaligus mendukung terwujudnya program inklusi keuangan nasional," sebutnya.