Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kabar Baik! Masyarakat Makin Disiplin Bayar Kredit

Sepanjang tahun lalu telah terjadi pergeseran portofolio debitur yang sebelumnya masuk dalam katagori high risk ke yang lebih acceptable dengan risiko kredit rendah.
Direktur Utama Pefindo Biro Kredit Yohanes Arts Abimanyu memaparkan materi saat roundtable discussion dengan tema Building Resilient Company in Digital Era through Integrated GR, di Jakarta, Selasa (18/6/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam
Direktur Utama Pefindo Biro Kredit Yohanes Arts Abimanyu memaparkan materi saat roundtable discussion dengan tema Building Resilient Company in Digital Era through Integrated GR, di Jakarta, Selasa (18/6/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA - Perilaku masyarakat dalam membayar kredit semakin disiplin yang terlihat dari penurunan risk grade menurut Pefindo Biro Kredit.

Pefindo Biro Kredit membagi score risk grade berdasarkan lima katagori yakni very low risk, low risk, average risk, high risk, dan very high risk.

Data yang dihimpun berasal dari populasi bank umum, BPD, BPR, dan perusahaan pembiayaan. Kredit tersebut terdiri dari kredit modal kerja, konsumsi, hingga investasi.

Pada 2018 profil resiko debitur terbesar berada pada katagori very high risk dengan presentase 29,62 persen. Sisanya, secara berturut-turut dari risiko tinggi ke rendah, yakni low risk dengan presentase 26,74 persen, average risk 18 persen, very low risk 13,26 persen, dan high risk 12,38 persen.

Pada 2019, kualitas kredit yang masuk kategori low risk dengan presentase 30,34 persen. Sisanya, yakni very high risk 29,15 persen, very low risk 15,05 persen, average risk 13,28 persen, dan high risk 12,19 persen.

Presiden Direktur PT Pefindo Biro Kredit Yohanes Arts Abimanyu mengatakan telah terjadi pergeseran portofolio debitur yang sebelumnya masuk dalam katagori high risk ke yang lebih acceptable dengan risiko kredit rendah.

Pefindo Biro Kredit membagi berdasarkan dua kelompok yakni kelompok acceptable (very low risk, low risk, dan average risk) dan kelompok high risk (very high risk hingga high risk).

Apabila dijumlahkan, pada 2018 ada 42 persen presentase debitur yang masuk katagori high risk. Pada 2019, jumlahnya menurun menjadi 41,34 persen.

Pada 2018, presentase debitur yang masuk katagori acceptable sebanyak 58 persen, kemudian meningkat pada 2019 menjadi 58,67 persen.

"Acceptable meningkat, itu bisa terjadi pergeseran high risk ke low risk, artinya sangat positif perilaku masyarakat dalam membayar semakin disiplin semakin baik," katanya, Rabu (4/3/2020).

Pefindo Biro Kredit pun optimistis dengan pertumbuhan kredit pada 2020 dapat tumbuh double digit yakni berada di level 10 persen. Meskipun pada 2019, profil debitur masih berada pada level high risk, Pefindo menilai potensi dalam penyaluran kredit lembaga keuangan masih baik.

Menurutnya, sebagai antisipasi, lembaga jasa keuangan juga diminta memperkuat mitigasi risiko. Pasalnya, sejumlah tantangan kredit pada 2020 masih akan menghantui yakni potensi konsumsi melemah, dampak investasi asing rendah, defisit neraca perdagangan, perlambatan ekonomi global, dan dampak penyebaran virus Covid 19.

"Kami dorong lembaga jasa keuangan untuk mitigasi risiko kredit, ini juga sebagai dukungan kebijakan OJK. OJK relaksasi kebijakan stimulus dari 3 jadi 1 kinerja, yakni debitur, prospek usaha, dan ketepatan membayar, sekarang dipakai cuma satu ketepatan membayar," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper