Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sejumlah Multifinance Belum Berencana Rilis Obligasi Baru

Beberapa perusahaan multifinance atau multifinance masih mengandalkan dana perbankan dan kas internal sebagai sumber pendanaan.
Pengunjung melintasi deretan mobil bekas yang dijual di Jakarta, Selasa (3/3/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pengunjung melintasi deretan mobil bekas yang dijual di Jakarta, Selasa (3/3/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA -- Di tengah kondisi pandemi corona (Covid-19), sejumlah perusahaan pembiayaan belum berencana menerbitkan surat utang baru untuk pendanaan perusahaan.

Direktur Keuangan BFI Finance Sudjono menjelaskan saat ini pihaknya masih menantau kondisi pasar pembiayaan.

"Soal rencana penerbitan obligasi, sampai saat ini kami masih memonitor kondisi pasar. Saat ini funding kami 80 persen dari perbankan, sedangkan sisanya 20 persen dari obligasi," ujarnya kepada Bisnis, Kamis (23/4/2020).

Sebelumnya pada Maret lalu, BFI Finance memiliki obligasi jatuh tempo senilai total Rp713 miliar dan sudah dilunasi dengan kas internal. Selain itu ada juga obligasi lainnya yang akan jatuh tempo pada akhir tahun ini.

Sementara itu, Direktur BCA Finance Roni Haslim menjelaskan saat ini pihaknya sedang fokus untuk melunasi pinjaman jangka pendek dari perbankan.

"Sementara ini belum ada rencana untuk mengeluarkan obligasi baru lagi, sedangkan untuk pinjaman jangka pendek perbankan saat ini sudah kami lunasi semua," ujarnya.

Dengan kondisi tersebut, perusahaan pembiayaan dari grup Bank BCA itu mengklaim memiliki pendanaan yang stabil.

Adapun, BCA Finance mencatat saat ini memiliki outstanding obligasi yang telah diterbitkan senilai Rp1,5 triliun.

Sementara itu, PT Mandiri Tunas Finance (MTF) menyatakan perusahaan saat ini mengandalkan kas internal untuk penyaluran pembiayaan kepada konsumen.

Direktur Keuangan MTF Armendra menjelaskan pihaknya saat ini terus memastikan cashflow perusahaan dapat berjalan dengan baik.

"Untuk lending atau pembiayaan saat ini kami menggantungkan pada kondisi likuiditas dengan fokus pendanaan dari collection kami," ujarnya.

Dia menjelaskan upaya ini dilakukan untuk memastikan cashflow perseroan berjalan baik, karena di samping melakukan restrukturisasi atau penundaan angsuran nasabah yang tentu itu berdampak pada inflow, untuk outflow MTF terus melakukan langkah efisiensi.

Sementara itu untuk membayar kewajiban pembayaran obligasi jatuh tempo pada Juni 2020 mendatang dengan nilai sekitar Rp610 miliar, MTF sudah memiliki cadangan dana atau celengan untuk pelunasannya.

Ke depan MTF akan terus fokus memastikan likuiditas yang berasal dari debitur dapat tetap lancar, dan menekan pengeluaran sehemat mungkin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Arif Gunawan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper