Bisnis.com, JAKARTA - Total pelonggaran moneter melalui instrumen kuantitas atau quantitative easing (QE) dari Bank Indonesia (BI) terus meningkat.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menegaskan jumlah QE telah mencapai Rp503,8 triliun dengan tambahan dari pelonggaran Giro Wajib Minimum (GWM) dan Rasio Intermediasi Makroprudensial (RIM) sebesar Rp117,8 triliun per Mei 2020.
"Kenapa Bank Indonesia sudah menambah QE kok belom kelihatan di ekonomi? di sinilah kepentingan kebijakan fiskal," tegas Perry, Kamis (29/4/2020).
Baca Juga
Oleh karena itu, penerbitan SBN dan stimulus fiskal akan menjadi kunci. Pasalnya, kebijakan moneter hanya akan menambah likuiditas ke perbankan.
"Semakin cepat stimulus fiskal, dampak ke QE semakin meningkatkan kegiatan ekonomi," tambahnya.
Selain kebijakan fiskal, Perry menuturkan restrukturisasi kredit perbankan yang dilakukan oleh OJK akan sangat membantu sehingga dana QE bisa mengalir ke sektor rill. Menurutnya, proses restrukturisasi kredit sedang dilakukan oleh pemerintah dan OJK.