Bisnis.com, JAKARTA - Suntikan likuiditas Bank Indonesia (BI) kepada perbankan telah mencapai Rp137,24 triliun hingga November 2021.
“Bank Indonesia telah menambah likuiditas [quantitative easing] di perbankan sebesar Rp137,24 triliun pada tahun 2021,” kata Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, Kamis (18/11/2021).
Perry mengatakan, dengan tambahan likuiditas tersebut, kondisi likuiditas di perbankan sangat longgar. Hal ini tercermin dari rasio alat likuid terhadap dana pihak ketiga (AL/DPK) yang tinggi, yaitu 34,05 persen dan dana pihak ketiga (DPK) yang tumbuh sebesar 9,44 persen secara tahunan.
Likuiditas perekonomian pun tercatat meningkat, tercermin pada uang beredar dalam arti sempit (M1) dan luas (M2) yang tumbuh meningkat masing-masing sebesar 14,6 persen dan 10,4 persen secara tahunan.
Pertumbuhan uang beredar tersebut terutama didukung oleh peningkatan ekspansi fiskal dan kredit perbankan.
“Kondisi likuiditas sangat longgar didorong kebijakan moneter yang akomodatif dan dampak sinergi Bank Indonesia dengan pemerintah dalam mendukung pemulihan ekonomi nasional,” jelas Perry.
Baca Juga
Adapun, pada Rapat Dewan Gubernur 17-18 November 2021, Bank Indonesia memutuskan untuk kembali mempertahankan suku bunga acuan pada level 3,5 persen.
Keputusan tersebut sejalan dengan perlunya menjaga stabilitas nilai tukar dan sistem keuangan, di tengah perkiraan inflasi yang rendah dan upaya untuk mendukung pertumbuhan ekonomi.