Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank BCA Syariah berupaya untuk mempertahankan laba bersih dengan penghematan operasional serta penurunan beban dana.
Direktur BCA Syariah Rickyadi Widjaja mengatakan perseroan akan menggunakan kesempatan revisi target bisnis pada Juni mendatang.
Namun, perseroan akan tetap berupaya untuk mendapatkan laba bersih yang baik meski pembiayaan tidak akan tumbuh sesuai perkiraan awal tahun.
"Kalau dibilang bisa sama atau tumbuh lebih baik dari tahun lalu, sepertinya tidak mungkin. Namun, kami akan akan coba pertahankan jangan sampai turun dalam," katanya, Minggu (3/5/2020).
Adapun, laba bersih BCA Syariah pada kuartal I/2020 tercatat senilai Rp13,7 miliar naik tipis dari periode sama tahun lalu Rp12,4 miliar.
Dia menyebutkan perseroan akan menghentikan sementara beban-beban, seperti pembukaan cabang serta renovasi gedung tahun ini.
Baca Juga
Perseroan pun akan bernegosiasi dengan pemilik dana deposito agar beban penghimpunann dana tidak terlalu besar.
"Lagi pula, suku bunga dana juga sudah turun di pasar, sehingga penurunan ini tidak membuat dana justru malah lari. Yang penting margin kami coba pertahankan," katanya.
Selama kuartal I/2020, BCA Syariah mencatatkan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) sebesar 7,85 persen dibandingkan dengan periode sama tahun lalu (year on year/yoy). Sementara, pembiayaan tumbuh sebesar 19,83 persen.
Sebelumnya, Presiden Direktur BCA Syariah John Kosasih mengatakan nasabah masih memercayakan dananya untuk disimpan di perseroan. Meskipun DPK hingga saat ini masih bertumbuh, BCA Syariah berupaya untuk melakukan asset and liabilities management.
Pasalnya, saat ini bank cukup sulit untuk menyalurkan pembiayaan, sehingga diupayakan tidak terjadi kelebihan dana. Anak usaha PT Bank Central Asia Tbk. ini juga berupaya tetap menyalurkan pembiayaan meski selektif, dengan menyasar sektor industri kimia untuk disinfektan maupun industri masker.
"Pembiayaan harus dipertahankan dengan baik, posisi dana juga harus di-manage dengan baik supaya optimal penyalurannya," katanya.