Bisnis.com, JAKARTA - Capital outflow atau arus modal keluar sebabkan posisi utang luar negeri (ULN) pemerintah mengalami kontraksi pada kuartal I/2020.
Tercatat, posisi ULN pemerintah pada kuartal I/2020 mencapai US$181 miliar, terkontraksi -3,6 persen (yoy). Hal ini berbanding terbalik dengan kuartal IV/2019 dimana ULN pemerintah tumbuh pesat 9,1 persen (yoy).
Bank Indonesia (BI) mencatat penurunan ULN pemerintah ini disebabkan oleh capital outflow dari pasar SBN serta adanya pembayaran SBN yang telah jatuh tempo oleh pemerintah.
Secara lebih rinci, posisi ULN berupa SBN pada akhir kuartal I/2020 sebesar US$126,6 miliar. Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan posisi akhir kuartal IV/2019 dimana ULN berupa SBN masih sebesar US$145,48 miliar.
Bila diperinci lebih jauh, penurunan yang tajam justru terjadi pada ULN berupa SBN domestik. Pada kuartal I/2020, posisi ULN SBN domestik hanya sebesar US$56,63 miliar, jauh lebih rendah dibandingkan posisi ULN SBN domestik pada penutup kuartal IV/2019 sebesar US$76,38 miliar.
ULN SBN internasional tercatat stagnan. ULN SBN internasional per akhir kuartal I/2020 sebesar US$69,96 miliar, sedikit bertumbuh dibandingkan posisi akhir kuartal IV/2019 sebesar US$69,09 miliar.
Adapun, ULN pemerintah dalam bentuk pinjaman dari kuartal IV/2019 ke kuartal I/2020 hanya terkontraksi tipis dari US$54,39 miliar menjadi US$54,35 miliar.