Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. memandang industri kreatif masih cukup potensial untuk dikembangkan. Terutama pada tahun ini, saat pelaku industri kreatif lebih mampu melakukan manuver bisnis dan tetap dapat menghasilkan pendapatan yang berguna untuk menjaga kualitas kreditnya.
Direktur Bisnis Mikro BRI Supari menuturkan segmen industri kreatif memang masih belum besar di perseroan. Namun, BRI memandang industri ini justru masih dapat dikembangkan melalui penyaluran kredit atau pun dengan penerusan kredit melalui perusahaan pembiayaan serta finansial teknologi.
"Kami memandang industri kreatif bisa memanfaatkan momentum untuk bermanuver. Bahkan, mereka bisa menjadi pahlawan bagi ekonomi dan pelaku industri perbankan untuk meningkatkan kredit modal kerja baru," katanya, Kamis (28/5/2020).
Dia mengakui perbankan, termasuk perseroan, memiliki kendala dalam meningkatkan pembiayaan yang masif di sektor ini lantaran regulasi seperti agunan berupa fixed asset.
Namun, BRI bekerja sama dengan banyak pihak untuk melakukan transfer risiko dengan perusahaan asuransi serta finansial teknologi.
"Dengan kerja sama yang cukup luas, kami masih bisa meningkatkan pembiayaan kami. Selama pelaku industri kreatif ini benar-benar produktif dan memiliki nilai ekonomi, kami akan tetap dapat mencari cara untuk melakukan pembiayaan," ujarnya.
Baca Juga
Lagi pula, dia menyebutkan BRI memandang debitur sebagai mitra yang memang harus dibantu oleh pihak bank. Termasuk dalam kondisi pandemi virus corona, perseroan pun memberi relaksasi restrukturisasi kepada pelaku industri kreatif untuk dapat terus menjaga arus kasnya.
Sebagai infromasi, kredit industri kreatif di BRI termasuk dalam segmen mikro. Total baki kredit per kuartal pertama tahun ini tercatat Rp307,7 triliun, tumbuh 12,7 persen secara tahunan. Kualitas kredit terpantau baik dengan rasio kredit bermasalah sebesar 1,45 persen.