Bisnis.com, JAKARTA -- PT Bank Panin Tbk. optimistis masih dapat menjaga risiko likuiditas selama masa pandemi tanpa memanfaatkan fasilitas likuiditas dari bank jangkar.
Presiden Direktur Bank Panin Herwidayatmo mengatakan perseroan cukup aktif memberi bantuan kepada debitur melaui relaksasi kredit.
Bahkan, jumlah debitur yang telah mendapatkan fasilitas restrukturisasi mencapai 9.510 dengan baki Rp18,78 triliun per 11 Juni ini.
"Kami mengapresiasi bantuan likuditas dari pemerintah, tetapi kami harap tidak akan sampai membutuhkan bantuan tersebut. Kami masih dapat mengelola likuditas kami sendiri," katanya kepada Bisnis, Kamis (11/6/2020).
Dia melanjutkan restrukturisasi paling besar akan mencapai sekitar 20 persen hingga 30 persen dari total kredit. Akan tetapi, perseroan masih dapat menjaga risiko likuiditas karena dana jangka panjang yang cukup hingga pandemi berakhir.
"Kalau dilihat dari liquidity coverage ratio kami, itu berada di sekitar 150 persen. Kalau melihat dari net stable funding ratio, itu bahkan jauh lebih baik lagi," katanya.
Baca Juga
Herwidayatmo menyebutkan kepercayaan nasabah penabung perseroan juga masih cukup baik.
"Hanya saja, memang kami menyayangkan ada rumor-rumor tidak baik, yang membuat kepercayaan nasabah perbankan menjadi terganggu. Semua pihak harus tahu industri perbankan itu sangat sensitif," katanya.
Herwidayatmo menyebutkan arus kas keluar dari sisi kredit juga sudah tidak kencang lagi. Perseroan bahkan sudah sangat selektif dalam pencairan fasilitas kredit sejak tahun lalu.