Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penggabungan Dana Pensiun, Ini Tujuan Kementerian BUMN

Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga menjelaskan bahwa pihaknya sedang melakukan kajian terkait penggabungan entitas-entitas dana pensiun (dapen) pelat merah. Wacana itu pertama kali disampaikan oleh Menteri BUMN Erick Thohir pekan lalu.
Menteri BUMN Erick Thohir (dari kiri) didampingi Wakil Menteri BUMN II Kartiko Wiroatmojo dan Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengikuti rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI di kompleks parlemen, Jakarta, Senin (2/12/2019). Bisnis/Arief Hermawan P
Menteri BUMN Erick Thohir (dari kiri) didampingi Wakil Menteri BUMN II Kartiko Wiroatmojo dan Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengikuti rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI di kompleks parlemen, Jakarta, Senin (2/12/2019). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Badan Usaha Milik Negara atau BUMN menilai perlu terdapat keseragaman metode pengelolaan investasi dari entitas-entitas dana pensiun pelat merah agar menghasilkan imbal hasil yang lebih optimal.

Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga menjelaskan bahwa pihaknya sedang melakukan kajian terkait penggabungan entitas-entitas dana pensiun (dapen) pelat merah. Wacana itu pertama kali disampaikan oleh Menteri BUMN Erick Thohir pekan lalu.

Arya menjelaskan bahwa penggabungan dapen-dapen BUMN bertujuan agar terdapat perbaikan pengelolaan investasi secara keseluruhan. Pengelolaan yang baik menurutnya dapat memberikan nilai tambah bagi para pensiunan BUMN.

"Kami melihat perlunya keseragaman dan profesionalitas dalam metode pengelolaan investasi. Saat ini masing-masing dapen memiliki kebijakan dan toleransi risikonya masing-masing," ujar Arya kepada Bisnis, Senin (6/7/2020).

Dia menjabarkan bahwa saat ini terdapat dapen yang mengelola investasinya dengan baik sehingga portofolionya tumbuh dan berkembang. Namun, menurut Arya, terdapat pula dapen yang masih perlu meningkatkan metode manajemen risikonya.

Kementerian BUMN menilai bahwa konsolidasi tersebut dapat meningkatkan profesionalitas pengelolaan investasi. Alhasil, secara keseluruhan, dapen BUMN dapat melakukan pengembangan imbal hasil yang baik dan optimal.

Menurut Erick, rencana penggabungan dapen-dapen BUMN bertujuan untuk memastikan penerapan asas kehati-hatian. Pihaknya berkaca dari kasus kegagalan investasi PT Asuransi Jiwasraya (Persero), sehingga hal serupa dicegah agar tidak terjadi di dapen.

Pendiri Mahaka Group itu menilai bahwa pengelolaan dana pensiun harus menghindari iming-iming imbal hasil tinggi yang disertai risiko besar. Menurutnya, pengelolaan dana pensiun semestinya ditempatkan pada instrumen dengan risiko rendah.

“Saya tidak mau kejadian Jiwasraya terjadi di dana pensiun BUMN, kita sedang coba konsolidasi dapen BUMN, bahwa kita coba konsolidasikan, tapi legal hukumnya masih kami pelajari,” ujar Erick pada pekan lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper