Bisnis.com, JAKARTA – Berita mengenai revisi rencana bisnis bank dan kinerja perbankan syariah, antara lain, menjadi sorotan edisi harian Bisnis Indonesia, Senin (20/7/2020).
Berikut beberapa perincian topik utamanya:
Bank Pangkas Target Bisnis. Pandemi Covid-19 yang melemahkan aktivitas ekonomi memaksa pelaku industri perbankan untuk mengambil langkah realistis dengan merevisi rencana bisnis bank antara lain pemangkasan kredit yang pada tahun ini diproyeksikan sulit tercapai.
Genjot Digital Hingga Event. Apa artinya bisnis hiburan tanpa kehadiran penonton? Namun itulah yang kini dihadapi oleh kalangan emiten pengusung bisnis tersebut akibat pandemi Covid-19 yang belum berlalu. Kini mereka harus berlari cepat untuk menebus ‘kesepian’ tersebut.
Digitalisasi Pembayaran Kian Pesat. Penggunaan Quick Response Code Indonesian Standard atau QRIS di Provinsi Bali kian pesat terutama pada saat memasuki pandemi Covid-19.
Musim Tunda Beli Properti. Tahun ini menjadi periode yang berat bagi sektor properti, kendati 2020 didambakan para pengembang hunian untuk bisa bangkit. Namun, pandemi Covid-19 membuat impian kebangkitan sektor properti tertahan.
Dinasti Politik Tetap Langgeng. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan mulai memanaskan mesin politiknya menghadapi pemilihan kepala daerah serentak pada Desember 2020. Tahap pertama nama-nama calon kepala daerah mulai digulirkan ke publik.
Sangkaan Khusus 'Penjahat' Pabean. Ditjen Bea Cukai Kementerian Keuangan tengah menjadi sorotan. Kasus kecurangan importasi tekstil di Batam yang melibatkan sejumlah pejabat internal lembaga tersebut akan disangka dengan delik perbuatan yang merugikan perekonomian negara.
Saat Mesin Produktivitas Loyo. Pandemi virus corona diproyeksi menekan produktivitas tenaga kerja global lebih dalam daripada sejumlah bencana kesehatan sebelumnya. Jika tak diikuti kebijakan yang tepat, tekanan ini akan membebani tahun-tahun pemulihan mendatang.
Pembiayaan Korporasi Melemah. Rasio pembiayaan perbankan syariah ke segmen korporasi diperkirakan terus terkikis sampai akhir tahun ini. Hal ini disebabkan modal yang kurang kuat, permintaan segmen korporasi yang lemah, sekaligus tingginya fokus pembiayaan ke segmen usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Bankir Lebih Realistis. Tekanan kinerja akibat pandemi Covid-19 yang kini makin terkonfirmasi dengan penurunan laba bersih sejumlah bank besar per Mei 2020 mendorong bankir untuk memangkas target kinerja dalam rencana bisnis bank (RBB) 2020.
Setelah Asuransi Jiwa, Apa Lagi Incaran Astra? PT Astra International Tbk. emiten bersandi saham ASII memiliki kas jumbo yang memberi perusahaan keleluasaan mencaplok bisnis strategis. Apa saja incarannya?