Bisnis.com, JAKARTA — Industri asuransi dinilai masih akan menghadapi kondisi yang menantang sebagai dari dampak pandemi Covid-19. Investor di sektor tersebut pun dinilai masih wait and see dan hanya akan menggelontorkan dana untuk kebutuhan mendesak.
Ketua Bidang Statistik Riset, Analisa, TI, dan Aktuaria Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) Trinita Situmeang menjelaskan bahwa terjadi penurunan kinerja industri, baik di asuransi umum maupun jiwa akibat pandemi Covid-19. Perlambatan pun terjadi di seluruh segmen bisnis.
Trinita menjabarkan bahwa sisa tahun ini akan menjadi masa yang menantang bagi industri asuransi karena belum terlihat adanya sinyal positif dari penanganan pandemi Covid-19. Alhasil, investor pun masih menahan untuk menggelontorkan dananya ke asuransi.
"Investor di asuransi masih wait and see, tapi tetap ada peluang untuk masuk, misanya kebutuhan mendesak untuk ekspansi. Korporasi di beberapa negara sudah ada kebutuhan ekspansi, bagi perusahaan yang ada cashflow untuk investasi di beberapa sektor," ujar Trinita pada Jumat (7/8/2020).
Dia menjelaskan bahwa tujuan investor untuk menggelontorkan dana dalam kondisi pandemi ini bermacam-macam, baik untuk memperbesar market share maupun diversifikasi investasi.
Aksi-aksi tersebut di antaranya dilakukan oleh korporasi yang memiliki jejaring perusahaan di berbagai belahan dunia.
Baca Juga
Trinita menilai bahwa bisnis asuransi merupakan bisnis kepercayaan. Hal tersebut berlaku baik untuk masyarakat sebagai tertanggung maupun bagi investor, sehingga komitmen industri menjadi faktor penting dalam menjaga kualitas bisnis.
Bagi masyarakat, komitmen industri asuransi di antaranya akan terlihat saat terjadi klaim, perusahaan-perusahaan pun perlu memastikan bahwa pelayanan klaim pada masa yang berat ini tetap optimal.
Selain itu, komitmen bagi investor akan terlihat dari pengelolaan perusahaan yang baik.