Bisnis.com, JAKARTA - Fitch Ratings Indonesia menaikkan peringkat nasional jangka panjang Bank Bukopin menjadi AA-(idn) pada Juli 2020 dan menempatkan perusahaan ke dalam Rating Watch Positif oleh Fitch Ratings Indonesia.
Direktur Utama Bank Bukopin Rivan A. Purwantono menyampaikan bahwa kenaikan peringkat ini tidak lepas dari dukungan KB Kookmin Bank dan KB Financial Group. Hal ini disambut dengan positif dan akan menjadi katalis bagi perusahaan dalam meningkatkan kinerja.
"Tidak hanya dalam rangka menjaga peringkat yang baik, tetapi juga untuk memberikan nilai tambah yang optimal baik bagi shareholders dan stakeholders," katanya dalam keterangan resmi, Senin (10/8/2020).
Sebagai informasi, rating AA-(idn) dan predikat Rating Watch Positif dimaknai dengan perusahaan berkualitas dan sedikit lebih berisiko dibandingkan dengan peringkat tertinggi, yaitu AAA.
Rating tersebut masuk dalam kategori Investment Grade, yang berarti perusahaan yang berada di peringkat minimal BBB- memiliki kemampuan yang cukup dalam melunasi utangnya.
Kenaikan peringkat Bank Bukopin mencerminkan penilaian Fitch bahwa dukungan luar biasa dari Kookmin Bank (“Kookmin”, ‘A’/Negatif) akan datang jika dibutuhkan. Rivan menambahkan penempatan Rating Watch Positif (RWP) mencerminkan keyakinan terhadap rencana akuisisi saham mayoritas di Bukopin oleh Kookmin akan memperkuat kendali bank berbasis di Korea Selatan tersebut terhadap Bukopin.
Fitch Ratings Indonesia akan memperbaharui peringkat yang diberikan setiap tahun dengan cara memonitor secara terus menerus. Fitch Ratings menilai bahwa kenaikan peringkat Bank Bukopin tahun ini membuktikan bahwa Kookmin Bank telah memberikan dukungan yang luar biasa kepada emiten dengan kode saham BBKP setelah menyerap proporsi saham yang menjadi haknya dan menyerap sisa saham yang tersedia, hingga kepemilikannya pasca PUT V menjadi 33,9 persen atau terbesar di antara pemegang saham lainnya.
Kookmin Bank masuk dalam Top 1.000 World Bank versi The Bankers dan sebagai pemegang saham pengendali yang memiliki peringkat lebih tinggi (‘A/Negatif’) di peringkat kredit skala internasional.
Seperti diketahui, Bank Bukopin baru saja menyelesaikan PUT V pada akhir Juli lalu. Dari hasil PUT V tersebut komposisi pemegang saham Bukopin menjadi KB Kookmin Bank (33,9 persen), Bosowa Corporindo (23,4 persen), Pemerintah (6,37 persen), Publik (termasuk Kopelindo) di bawah 5 persen (36,33 persen).
Selanjutnya, Bank Bukopin akan melaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 25 Agustus 2020. Salah satu agendanya adalah persetujuan Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD) atau private placement oleh KB Kookmin Bank.
Rivan kembali meyakinkan bahwa rencana KB Kookmin Bank menjadi pemegang saham mayoritas akan memperkuat eksistensi Bank Bukopin di perbankan nasional. Bahkan perusahaan dapat merambah regional dengan dukungan jaringan KB Financial Group, yang merupakan konglomerasi keuangan terbesar di Korea Selatan saat ini.
Kookmin Bank melihat Bukopin memiliki akar kuat di segmen UMKM dan konsumer, termasuk pensiunan. Langkah Kookmin Bank meningkatkan investasinya akan memperkuat segmen ritel.
"Core business kami serupa dengan KB. Dengan cerminan kesuksesan KB di Korea dalam segmen ritel, diharapkan Bukopin juga akan semakin pesat kemajuannya, demi kontribusi yang lebih baik di perekonomian nasional," tutup Rivan.