Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk. berencana melakukan Penggabungan Nilai Saham Perseroan (Reverse Stock) untuk memenuhi minimum harga pelaksanaan saham tambahan.
Emiten berkode saham BEKS ini akan mengajukan persetujuan terlebih dahulu mengenai rencana reverse stock ini dalam RUPSLB yang akan digelar pada 2 Oktober 2020. Nantinya, akan dilakukan penggabungan nilai nominal saham perseroan dengan rasio setiap 10 saham lama menjadi 1 saham dengan nilai nominal baru.
Dengan reverse stock tersebut, nilai nominal saham seri A yang semula Rp100 dapat menjadi Rp1.000 per lembar dan saham seri B yang semulai Rp18 dapat menjadi Rp180 per lembar.
Pelaksanaan penggabungan nilai nominal saham tersebut akan mengakibatkan kepemilikan saham dalam bentuk pecahan atau kurang dari 1 saham. Perseroan pun telah menunjuk PT Bahana Sekuritas untuk melakukan pembelian saham apabila ketika dilakukan penggabungan nilai nominal saham dari pemegang saham lainnya tidak mencapai satu saham baru.
Selain itu, pemegang saham berhak mengajukan permohonan pembelian saham kepada PT Bahana Sekuritas dengan jumlah untuk memenuhi pecahan saham hasil pelaksanaan reverse stock hingga mencapai genap 1 (satu) saham dengan membayar harga pembelian.
Direktur Utama Bank Banten Fahmi Bagus Mahesa mengatakan Reverse Stock merupakan rangkaian dari rencana Penambahan Modal melalui Penawaran Umum Terbatas (PUT) VI dan VII dengan memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD). Reverse Stock akan dilakukan sebelum pelaksanaan PUT VI.
Baca Juga
"Kami harap dengan pelaksanaan reverse stock ini dapat memenuhi persyaratan peraturan perdagangan saham di BEI," katanya, seperti dikutip dalam rilis, Kamis (27/8/2020).
Bank Banten juga berencana menerbitkan saham baru dengan seri dan nominal yang berbeda yaitu saham Seri C dengan nominal Rp50 per lembar. Jumlah saham baru yang rencananya akan diterbitkan melalui Penambahan Modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) adalah sebanyak-banyaknya 60.820.296.033 saham Seri C dengan nilai nominal Rp50 per lembar saham.
Jumlah tersebut setara 90,46% dari jumlah saham yang ditempatkan dan disetor penuh dalam Perseroan.
Saat ini harga saham Perseroan yang diperdagangkan di Pasar Reguler BEI adalah sebesar Rp50,- dan harga nominal saham seri C yang akan diterbitkan oleh Perseroan dan telah mendapatkan persetujuan RUPS Luar Biasa pada 26 Februari 2020 adalah senilai Rp8.
Hingga kini, perseroan belum menentukan harga pelaksanaan dari PUT tersebut. Namun, jika mengacu pada harga pasar saham BEKS kini yang di level Rp50, maka perseroan berpotensi mendapatkan dana Rp3,04 triliun.