Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Setelah IPO, Bank Bisnis Berencana Rights Issue Akhir 2020

Bank Bisnis berencana menggelar aksi penambahan modal dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue. Rencana ini sebagai strategi perseroan untuk memenuhi ketentuan modal inti minimum sebesar Rp1 triliun yang harus dipenuhi paling lambat 31 Desember 2020.
Aktivitas di salah satu kantor cabang Bank Bisnis Internasional/bankbisnis.id
Aktivitas di salah satu kantor cabang Bank Bisnis Internasional/bankbisnis.id

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Bisnis Internasional Tbk. telah menyiapkan rencana lanjutan setelah resmi mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia, kemarin (7/9/2020).

Bank Bisnis berencana menggelar aksi penambahan modal dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue. Rencana ini sebagai strategi perseroan untuk memenuhi ketentuan modal inti minimum sebesar Rp1 triliun yang harus dipenuhi paling lambat 31 Desember 2020.

Sekretaris Perusahaan Bank Bisnis Paulus Wijaya mengatakan perseroan memiliki rencana untuk menggelar rights issue setelah resmi IPO. Hal ini bagian dari komitmen perseroan untuk memenuhi ketentuan modal inti minimun yang diatur dalam POJK No.12/POJK.03/2020.

Sebagai informasi, Bank Bisnis memiliki modal inti utama sebesar Rp508,53 miliar per 30 Juni 2020. Rencana rights issue juga tertuang dalam penyesuaian rencana bisnis bank tahun 2020-2022 yang telah disampaikan kepada OJK.

"Iya rencananya seperti itu," katanya, Selasa (8/9/2020).

Emiten bersandi saham BBSI ini menargetkan dapat melaksanakan aksi korporasi tersebut pada Desember 2020. Akan tetapi, Paulus mengatakan perseroan belum menentukan target dana yang dibidik dari rencana itu dan jumlah penerbitan saham baru.

Sesuai dengan ketentuan OJK, lanjutnya, perseroan akan menggelar rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) untuk meminta persetujuan pemegang saham atas rencana right issue oleh perseroan.

"Kemungkinan Desember. Target dana belum ditentukan sambil melihat perkembangan ke depan. Yang pasti akan memenuhi minimal Rp1 triliun," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Azizah Nur Alfi
Editor : Ropesta Sitorus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper