Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Panin Syariah (PNBS) Bakal Dapat Rp1,5 Triliun Modal Segar

Presiden Direktur PT Bank Pan Indonesia Tbk. Herwidayatmo mengatakan perseroan akan meningkatkan modal Bank Panin Dubai Syariah ke Rp3 triliun sebelum tahun 2022.
Aktivitas di kantor Bank Panin Syariah. / Bisnis- Paulus Tandi Bone
Aktivitas di kantor Bank Panin Syariah. / Bisnis- Paulus Tandi Bone

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Panin Dubai Syariah Tbk. menyebutkan pada akhir kuartal III tahun ini perseroan akan mendapat tambahan modal sekitar Rp1,5 triliun. 

Presiden Direktur PT Bank Pan Indonesia Tbk. Herwidayatmo mengatakan perseroan akan meningkatkan modal Bank Panin Dubai Syariah ke Rp3 triliun sebelum tahun 2022.

"Kami sudah melakukan perumusan. Kami akan suntik sekitar Rp1,5 triliun. Kami harap bisa efektif bulan ini," katanya kepada Bisnis (8/9/2020).

Herwidayatmo menyebutkan Bank Panin akan menjadi standby buyer dan mampu menyerap setiap saham yang tidak diserap pemegang saham lainnya.

Lebih lanjut, PNBS rencananya akan menerbitkan 14,85 miliar saham baru, atau sekitar 38,27% dari total saham yang ditempatkan dan disetor penuh. Adapun, harga saham PNBS berada pada 50 per lembar saham. Posisi kepemilikan saham adalah Bank Panin dengan 53,70%, Dubai Islamic Bank PJSC dengan 38,25%, dan masyarakat sisanya.

Herwidayatmo mengatakan dengan tambahan modal baru tersebut, perseroan diharapkan dapat tetap melakukan ekspansi secara berkualitas.

Dihubungi terpisah, Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Trioksa Siahaan berpendapat aksi korporasi itu akan memberi optimisme baik pada pasar maupun emiten tersebut.

"Tentu ini akan sangat bagus bagi perseroan. Penyuntikan modal langusng untuk memenuhi aturan OJK minimal Rp3 triliun," katanya.

Hanya saja, Trioksa mengatakan perseroan harus sudah memiliki rencana yang cukup matang dalam penambahan modal anorganik tersebut, terlebih nilainya lebih dari modal inti tier satu yang hanya Rp1,2 triliun.

"Strategi yang matang harus sudah tersedia. Apakah itu mau digunakan untuk investasi teknologi digital atau lainnya. Modal besar itu tentu akan membuat return on equity semakin tergerus," katanya.

Selain itu, Trioksa pun berpendapat Bank Panin Dubai Syariah harus memiliki rencana ekspansi pembiayaan yang terukur, terutama dalam menghadapi masa pandemi.

Modal yang besar harus bisa meningkatkan kinerja tanpa harus menurunkan kulitas pembiayaan. Apalagi, perseroan tampak membukukan kualitas pembiayaan serta percetakan laba yang rendah di beberapa periode terakhir.

Berdasarkan laporan publikasinya, laba perseroan pada paruh pertama tahun ini adalah Rp1,57 triliun, turun dari periode sama tahun lalu Rp5,1 miliar. Sementara itu, rasio non-performing financing berada pada 3,77%, turun dari periode sama tahun lalu 4,65%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : M. Richard
Editor : Ropesta Sitorus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper