Bisnis.com, JAKARTA - Volume transaksi nontunai di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) pada kuartal II/2020 melesat sekitar 143,63 persen dibandingkan dengan kuartal sebelumnya.
Hal tersebut dikarenakan masyarakat lebih memilih bertransaksi dengan meminimalkan kontak langsung saat pandemi Covid-19.
"Jumlah nominal transaksi menggunakan uang elektronik pada triwulan II/2020 tercatat sebesar Rp13,4 miliar, lebih tinggi dari transaksi uang elektronik pada triwulan I/2020 sebesar Rp5,5 miliar," kata Kepala Bank Indonesia (BI) Kepri Musni Hardi K. Atmaja seperti dilansir Antara, Jumat (11/9/2020).
Frekuensi transaksi nontunai juga tercatat meningkat sekitar 23,9 persen secara kuartalan.
Menurut Musni, penggunaan uang elektronik selama pandemi Covid-19 memang meningkat. Masyarakat lebih menyukai bertransaksi melalui digital, demi menghindari potensi paparan virus corona.
BI juga mencatat seiring dengan peningkatan penggunaan nontunai, jumlah merchant QRIS di Kepri hingga 19 Agustus 2020 telah mencapai 40,896 unit. Padahal pada Maret jumlahnya hanya sekitar 28.000 unit.
"BI terus mendorong perluasan implementasi penggunaan QRIS bagi pelaku usaha khususnya UMKM dan untuk mengakselerasi Elektronifikasi Transaksi Pemerintah Daerah," kata dia.
Sementara itu perekonomian Kepri pada kuartal II/2020 mengalami kontraksi minus 6,66 persen (yoy), akibat dampak pandemi terhadap perekonomian global dan nasional.
Sejalan dengan perekonomian yang melambat, transaksi tunai maupun transaksi nontunai melalui Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI) pada kuartal II/2020 juga menurun, tercermin dari penurunan netto penarikan uang kartal oleh perbankan dari BI Kepri (net outflow) yang terkontraksi minus 91,93 persen (yoy).
Penurunan ini terus berlanjut hingga Agustus 2020, penarikan uang kartal oleh perbankan dari BI Kepri (outflow) tercatat lebih rendah dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya akibat rendahnya kebutuhan uang kartal di masyarakat.
Realisasi outflow pada Agustus 2020 tercatat sebesar Rp525,85 miliar, lebih rendah dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya senilai Rp1,12 triliun.