Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) akan mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada 17 September 2020. BI diperkirakan akan menahan suku bunga acuan pada RDG kali ini.
Peneliti Ekonomi Senior Institut Kajian Strategis (IKS) Eric Alexander Sugandi memprediksi BI akan tetap mempertahankan suku bunga acuan di level 4 persen, bahkan hingga akhir 2020.
Eric menilai, penurunan suku bunga BI lebih lanjut, justru akan berisiko menekan rupiah. Di sisi lain, permintaan kredit belum tentu akan terdorong dikarenakan sisi permintaan kredit masih lemah.
"BI memfasilitasi sisi supply kredit, tapi demand terhadap kredit masih lemah karena investor sektor riil masih belum agresif meminjam sejalan dengan konsumsi rumah tangga yang masih tertekan," katanya kepada Bisnis, Rabu (16/9/2020).
Menurut Eric, BI sudah cukup banyak memberikan bantuan dari sisi kebijakan moneter di tengah pandemi Covid-19 ini. Selanjutnya, yang perlu didorong adalah dari sisi kebijakan fiskal.
"Sekarang tinggal bagaimana kebijakan fiskal, terutama program pemulihan ekonomi nasional (PEN) yang berkait dengan pemulihan daya beli masyarakat, bisa dipercepat," jelasnya.
Baca Juga
Senior Economist PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. Anton Hendranata juga memprediksi BI akan menahan penurunan suku bunga acuan meski inflasi tercatat rendah dan pertumbuhan ekonomi mengarah kepada resesi pada kuartal III/2020.
Menurutnya, volatilitas rupiah dan tekanan keluar arus modal asing diperkirakan akan menjadi pertimbangan bank sentral dalam menentukan kebijakan suku bunga.
"BRI memperkirakan suku bunga kebijakan [7DRRR] dipertahankan tetap pada 4 persen pada RDG BI yang berakhir pada 17 September 2020," katanya.