Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Laba Bank BUMN Terkontraksi, Bagaimana Setoran Dividen Nanti?

Keempat bank BUMN mencatatkan kontraksi laba pada semester I/2020 atau di tengah pandemi.
Logo Bank BUMN/Istimewa
Logo Bank BUMN/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA -- Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) mencatatkan pertumbuhan laba yang turun signifikan pada paruh pertama 2020. Lalu, bagaimana nanti dengan penyetoran dividen ke negara?

Bisnis mencatat penurunan laba tertajam dialami PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. yang mencetak laba bersih senilai Rp768 miliar pada semester I/2020. Realisasi tersebut turun 41,24 persen dibandingkan dengan periode sama tahun lalu.

Kemudian, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. membukukan laba bersih sebesar Rp4,46 triliun pada paruh pertama 2020 atau turun 41,6 persen YoY. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk membukukan laba pada semester I/2020 senilai Rp10,20 triliun atau terkoreksi 36,9 persen dibandingkan periode sama tahun lalu (yoy).

Terakhir, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. sepanjang semester I/2020 membukukan laba senilai Rp10,29 triliun atau terkoreksi 23,93 persen YoY.

Direktur Utama Bank BRI Sunarso mengakui di tengah pandemi kinerja bisnis perbankan sangat terkontraksi. Hal itu pun membuat perseroan harus mengikuti stimulus yang ada dalam menjalankan bisnis atau tidak bisa melakukan kinerja secara normal.

Namun, perseroan masih akan berupaya untuk menyetorkan dividen ke pemegang saham, terutama negara.

"Kami sadari, kami ini bekerja di dunia bisnis yang ada kemungkinan profit and loss dan kami harus create value yang akan dikembalikan ke pemegang saham yakni negara, dalam situasi sekarag ini bisnis ini sangat terkontaksi luar biasa," katanya dalam rapat dengar pendapat (RDP) Komisi XI, Kamis (18/9/2020).

Saat ini pemerintah telah memberikan stimulus berupa penempatan dana hingga penjaminan kredit. Semua stimulus yang telah diberikan pemerintah tersebut diikuti Bank BRI dengan tujuan untuk mampu tumbuh di tengah pandemi.

Menurutnya, di dunia bisnis, perolehan profit maupun loss merupakan sesuatu yang wajar. Namun, perseroan berupaya untuk menciptakan nilai-nilai baru agar nantinya penerimaan negara bisa tetap bertumbuh.

"Jadi, bisnis harus follow stimulus, stimulus ini pasti negara yang bisa berikan, persoalannya sekarang, semua tidak ada yang mulus," katanya.

Sunarso mengakui, selain mengubah bisnis dengan mengikuti stimulus yang ada, perseroan juga perlu melakukan akurasi data sehingga kredit dapat tepat sasaran. Inovasi layanan digital pun menjadi langkah perseroan untuk bisa maksimal dalam bekerja di tengah pandemi.

"Itu yang harus dikerjakan bersama-sama adalah untuk merapikan data, sistem ini mau tidak mau kami harus digital, bukan stimulus saja. Namun, ke depan memang harus, nanti akan kami maksimalkan," sebutnya.

Sementara itu, Wakil Direktur Bank Mandiri Hery Gunardi mengatakan perseroan akan berupaya untuk mengoptimalkan penyetoran dividen kepada pemegang saham, terutama negara.

Perseroan akan tumbuh selektif di tengah kondisi yang saat ini serba tidak menguntungkan. Namun, perseroan meyakini peluang untuk meningkatkan penyaluran kredit selalu akan ada.

"Tidak mudah di kondisi ini, Bank Mandiri adalah kapal induk besar yang harus berjaga-jaga, berlayar dengan aman memasuki kondisi yang kurang kondusif," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper