Bisnis.com, JAKARTA — Industri asuransi umum dinilai akan fokus kepada solvabilitas selama masa 'tiarap' akibat pandemi virus corona. Di tengah kondisi tersebut, industri memanfaatkan investasi di reksa dana dengan tetap memperhatikan likuiditas.
Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) Dody Achmad Sudiyar Dalimunthe menjelaskan bahwa secara alamiah, industri asuransi umum memiliki profil risiko investasi yang konservatif. Berbeda dengan asuransi jiwa yang bisa lebih agresif karena merupakan dana jangka panjang.
Meskipun begitu, dalam kondisi pandemi Covid-19, industri pun turut menghadapi tantangan untuk menjaga kualitas investasi. Oleh karena itu, perusahaan-perusahaan asuransi umum perlu fokus menjaga solvabilitas agar pelayanan kepada nasabah tetap terjaga.
"Fokus konsentrasi perusahaan asuransi umum adalah menjaga solvabilitas dengan mengelola aset secara baik agar dapat tetap memenuhi liabilitas. Investasinya lebih konservatif karena ada potensi kebutuhan likuiditas atas risiko yang dapat terjadi sewaktu-waktu," ujar Dody kepada Bisnis, Minggu (20/9/2020).
Menurut Dody, sifat konservatif industri asuransi umum terlihat dari penempatan investasinya yang lebih banyak di instrumen jangka pendek. Penempatan investasi terbesar ada di instrumen deposito, yang berdasarkan catatan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada Juni 2020 senilai Rp24,44 triliun.
Penempatan dana di deposito itu mencapai 31,74 persen dari total investasi asuransi umum pada Juni 2020 senilai Rp77,01 triliun. Porsi investasi deposito itu memang menurun dibandingkan dengan Juni 2019 senilai Rp26,56 triliun atau 35,5 persen dari total investasi industri senilai Rp74,68 triliun, tetapi tetap menjadi yang terbesar.
Menurut Dody, terdapat catatan menarik dari kinerja asuransi umum saat pandemi Covid-19 ini, yakni meningkatnya penempatan investasi di reksa dana yang melebihi pertumbuhan nilai investasi industri. Bahkan, hal tersebut terjadi saat instrumen lain mengalami perlambatan kinerja.
Pada Juni 2020, investasi asuransi umum di reksa dana tercatat senilai Rp18,08 triliun atau tumbuh 13,4 persen (year-on-year/yoy) dari Juni 2019 senilai Rp15,94 triliun. Padahal, total investasi industri pada Juni 2020 tumbuh 3,1 persen (yoy) dibandingkan dengan Juni 2019 senilai Rp74,68 triliun.
"Saat interest rate perbankan terbatas seperti saat ini, memang pilihan reksa dana banyak dilakukan oleh asuransi umum. Namun, tetap dengan melihat portofolio yang secure dan likuid," ujar Dody.
Dia menilai bahwa industri asuransi umum mengharapkan adanya pemulihan kondisi ekonomi dengan penanganan pandemi virus corona. Kondisi yang membaik itu bukan hanya memulihkan aktivitas masyarakat, tetapi juga akan kembali meningkatkan kebutuhan asuransi.