Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Simpanan Nasabah Maybank Susut Rp19,4 Triliun. Kok Bisa?

Nilai simpanan pada Juni 2020 juga lebih rendah 9,7 persen dibandingkan dengan posisi Maret 2020 yang senilai Rp117,2 triliun.
Karyawan melintas di depan kantor cabang Maybank Indonesia, di Jakarta, Kamis (27/6/2019)./Bisnis-Himawan L Nugraha
Karyawan melintas di depan kantor cabang Maybank Indonesia, di Jakarta, Kamis (27/6/2019)./Bisnis-Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA -- Simpanan nasabah di PT Bank Maybank Indonesia Tbk. menurun hingga 15,5 persen pada paruh pertama 2020 dibandingkan dengan periode sama tahun lalu. Total penghimpunan dana Maybank hingga Juni 2020 tercatat senilai Rp105,8 triliun.

Jumlah tersebut lebih rendah dari posisi Juni 2019 yang senilai Rp125,2 triliun, dengan demikian secara tahunan DPK perseroan turun Rp19,4 triliun. Nilai simpanan pada Juni 2020 juga lebih rendah 9,7 persen dibandingkan dengan posisi Maret 2020 yang senilai Rp117,2 triliun.

Presiden Direktur Maybank Indonesia Taswin Zakaria menjelaskan penurunan dana pihak ketiga tersebut terutama berasal dari simpanan yang berbiaya tinggi. Perseroan memang melepas dana mahal karena kebutuhan yang tidak begitu tinggi bagi bank.

Dituturkannya, pada 2019 lalu, adanya pemilihan umum telah membuat perseroan berupaya mengumpulkan dana lebih. Hal ini merupakan upaya bank untuk menjaga likudiitas.

Kemudian, pada 2020, Maybank secara perlahan melepas dana tersebut, khususnya yang berbiaya tinggi.

"2019 kami akomodir DPK tinggi tadi untuk menjaga likuiditas dan harus dilepas kembali mengingat kebutuhan tidak mendesak," katanya.

Menurut Taswin, meskipun terjadi penurunan DPK, rasio kredit terhadap simpanan atau loan to deposit ratio (LDR) masih memadai dan terhitung sehat. Maybank memproyeksi LDR akan bergerak ke arah 90 persen menjelang akhir tahun seiring dengan ekspansi kredit yang akan dilakukan perseroan.

Hinga semester I/2020, rasio LDR (Bank saja) berada pada tingkat yang sehat sebesar 94,2 persen sementara rasio cakupan likuiditas atau liquidity coverage ratio (LCR) bank only berada pada posisi 152,4 persen per Juni 2020. Realisasi ini dinilai jauh melampaui kewajiban minimum sebesar 100 persen.

"Level LDR saja yang seharusnya dilihat,itu yang kami jaga dan monitor," katanya.

Direktur Finance, Financial Planning, Performance Management, dan Procurement & Premises PT Bank Maybank Indonesia Tbk Thila Nadason mengatakan penurunan DPK tersebut juga seiring dengan penuruann kredit yang terjadi selama semester I/2020. Hingga akhir tahun nanti. Maybank akan meningkatkan pertmbuhan DPK seiring dengan pertumbuhan kredit.

Adapun hingga paruh pertama 2020, total kredit Maybank turun 14,6 persen menjadi Rp115,7 triliun. Penurunan kredit ini juga diikuti dengan naiknya rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) perseroan menajdi 4,99 persen pada semester I/2020 atau lebih tinggi dari realisasi periode sama tahun lalu yang sebesar 2,91 persen.

"Kami akan tetap berfokus pada pendanaan dari giro dan tabungan dan tidak akan dibatasi karena dukung fungsi likuditas bank ini," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper