Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Banten Akui Tambahan Modal Pemprov Bukan Dana Segar, Tapi...

Dana Rp1,5 triliun tersebut berasal dari dana kas daerah yang masih tertahan di Bank Banten. Konversi dana kas daerah sebagai penyertaan modal akan diakomodir dalam perubahan APBD 2020.
PT Bank Pembangunan Daerah Banten (BEKS)./Dok. Bank Banten
PT Bank Pembangunan Daerah Banten (BEKS)./Dok. Bank Banten

Bisnis.com, JAKARTA -- PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk. (BEKS) mengakui penambahan modal yang dilakukan pemerintah provinsi Banten bukan merupakan dana segar. Namun, penambahan modal ini tetap dibutuhkan oleh perseroan yang sedang berupaya melakukan penyehatan keuangan.

Perlu diketahui, Pemerintah Provinsi Banten yang akan melakukan penambahan modal Bank Banten senilai Rp1,55 triliun. Penambahan modal ke BEKS akan dilakukan melalui penambahan penyertaan modal daerah ke PT Banten Global Development selaku BUMD Pemprov Banten yang juga pemegang saham pengendali Bank Banten.

Dana Rp1,5 triliun tersebut berasal dari dana kas daerah yang masih tertahan di Bank Banten. Konversi dana kas daerah sebagai penyertaan modal akan diakomodir dalam perubahan APBD 2020.

Mekanisme penyertaan modal, akan dilakukan melalui konversi dana yang tertahan sebagai penambahan penyertaan modal ke PT Banten Global Development (BGD) untuk Bank Banten. Artinya, dana tersebut bukan merupakan dana segar melainkan hanya pemindahan penempatan dana saja.

Direktur Bank Banten Kemal Idris mengatakan walaupun bukan dana segar, tetapi penambahan modal dari pemerintah provinsi Banten tersebut akan berkaitan dengan modal dasar yang disetor. Penambahan modal dasar yang disetor ini akan meningkatkan status BEKS dari semula berada pada Bank Umum Kelompok Usaha (BUKU) 1 menjadi BUKU 2.

"Dengan menjadi BUKU 2, Bank Banten akan mendapatkan perluasan bisnis dibandingakan dengan dengan BUKU 1," ujarnya dalam public expose virtual, Selasa (29/9/2020).

Selain perluasan produk dan layanan, penambahan modal ini juga akan meningkatkan rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) bank.

Adapun berdasarkan laporan keuangan BEKS, CAR pada posisi 2016 adalah sebesar 13,2 persen. Posisi CAR terus menurun pada 2017 menjadi 10,2 persen serta pada 2018 dan 2019 masing-masing sebesar 10 persen. Seiring dengan terbatas permodalan dan belum tercapainya skala ekonomi yang diperlukan untuk dapat memperoleh laba, perseroan terus mengalami penggerusan modal.

BEKS pun memproyeksikan rasio CAR setelah dilakukan rights issue yang salah satunya memfasilitasi penenaman modal dari Pemerintah Bank Banten akan mencapai 45 persen sampai 50 persen.

"Sehingga dengan CAR yang tinggi nanti dapat melakukan ekspansi kredit dan kami sudah sampaikan sektor-sektor mana yang akan jadi fokus kami," katanya.

Selain itu, BEKS juga meyakini perolehan margin bunga besih atau net interest margin (NIM) dan return on asset (ROA) akan meningkat dan berada pada posisi positif. Kondisi ini juga akan mempengaruhi biaya operasional terhadap pendaoatan operasional (BOPO) Bank Banten yang akan menjadi lebih efisien.

Berdasarkan paparan public expose, BEKS menyebutkan perolehan NIM mengalami penurunan dalam empat tahun terakhir. Pada 2017, NIM BEKS adalah sebesar 3,07 persen, kemudian turun menjadi 1,96 persen pada 2016, sebesar 1,16 persen pada 2018, sebesar 1,16 persen pada 2019, dan terakhir sebesar 1,1 persen pada Juni 2020.

Bahkan, ROA BEKS selalu berada pada posisi negatif. Pada 2017 ROA tercatat sebesar minus 0,01 persen, 2018 minus 0,01 persen, 2019 minus 0,02 persen, dan Juni 2020 menjadi minus 186,68 persen.

Rasio BOPO juga terus meningkat dari posisi 117,66 persen pada 2017 menjadi 121,97 persen pada 2018. Pada 2019, BOPO perseroan berada pada posisi 128,88 persen dan meningkat pada posisi Juni 2020 menjadi 137,29 persen.

"Dengan demikian hasil dari proyeksi laporan keuangan tahun-tahun mendatang akan bergerak jadi positif," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper