Bisnis.com, JAKARTA - Pertumbuhan investor ritel di pasar modal Indonesia mengalami peningkatan selama pandemi.
Hal itu, karena saat ini pendaftaran rekening investor baru di pasar modal bisa dilakukan secara online.
Salah satunya juga karena kerjasama antara Self-Regulatory Organization (SRO) dengan Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Ditjen Dukcapil) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) dalam pemanfaatan data kependudukan sejak 2016.
Ketua Asosiasi Perusahaan Efek Indonesia (APEI) Octavianus Budiyanto menyebutkan, dengan adanya fasilitas pemanfaatan data, mendorong perusahaan efek di pasar modal untuk menyederhanakan pembukaan rekening.
“Jadi meskipun kami gak punya cabang di satu daerah terpencil, tapi kalau ada investor atau orang yang dari daerah mau menjadi investor di pasar modal itu dengan mudah bisa dilakukan saat ini,” ujarnya.
Sementara itu, Muhammad Alfisyahrin (28 tahun) yang saat ini aktif mengedukasi masyarakat melalui media sosial untuk menjadi investor independen mengatakan integrasi dengan data dukcapil membuat proses pembukaan rekening bukan cuma makin mudah, tetapi juga lebih cepat. Jadi, makin sedikit alasan masyarakat Indonesia untuk tidak berinvestasi.
Selain itu, Alfi berpendapat integrasi data dukcapil dapat memberikan rasa aman bagi investor.
“Sistem informasi investor yang disediakan KSEI sekarang sangat membantu saya untuk melihat keseluruhan portofolio investasi saya yang tersebar dalam beberapa instrumen pasar modal. Integrasi dengan data dukcapil juga memberi saya rasa aman lebih,” terangnya.
Sebelumnya, PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencatat jumlah investor di pasar modal mengalami peningkatan yang didominasi oleh investor millennial sebanyak 682.935 single investor identification (SID) pada periode Januari—Agustus 2020. Secara keseluruhan, investor pasar modal hingga Agustus 2020 telah mencapai 3,13 juta investor.