Bisnis.com, JAKARTA -- Kredit perbankan yang belum ditarik debitur (undisbursed loan) di PT Bank Central Asia Tbk. mencapai Rp200 triliun per Juni 2020.
Executive Vice President Secretariat & Corporate Communication BCA Hera F. Haryn mengatakan bahwa adanya pandemi Covid-19 memang membuat perlambatan dari sisi kredit. Meskipun demikian, perseroan masih bisa membukukan pertumbuhan kredit sebesar 5,3 persen YoY pada Juni 2020 menjadi Rp595,1 triliun.
Menurutnya, pertumbuhan kredit tersebut ditopang oleh kredit korporasi. Penyaluran kredit korporasi BCA selama paruh pertama 2020 mencapai Rp257,9 triliun atau naik 17,7 persen YoY.
Sementara itu, kredit komersial dan UKM tercatat senilai Rp184,6 triliun. Pada portofolio kredit konsumer, KPR tumbuh flat 0,3 persen YoY menjadi Rp91,0 triliun, dan KKB tercatat Rp42,5 triliun.
"Kami mencermati bahwa pandemi Covid-19 berdampak pada perlambatan berbagai aktivitas bisnis di beragam industri, sehingga mengakibatkan lebih rendahnya permintaan kredit khususnya pada bulan Maret hingga Juni 2020. Perseroan mencatatkan undisbursed loan sekitar Rp200 triliun per Juni 2020," kataya kepada Bisnis, Selasa (13/10/2020).
Secara industri, tren undisbursed loan memang mengalami peningkatan sebesar 9,17 persen YoY per Juli 2020 menjadi Rp1.654 triliun.
Baca Juga : BCA Tambah Dua Produk Reksa Dana dari Schroder |
---|
Sebelumnya, Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan, di tengah pandemi, permintaan kredit baru memang melemah. Selain itu, adanya penambahan ekuitas ke beberapa BUMN menyebabkan perusahaan milik negara tersebut membayar pinjaman ke Bank. Kondisi ini menurunkan jumlah baki debet kredit yang disalurkan BCA.
Adanya peningkatan kredit mengganggur yang belum ditarik debitur atau undisbursed loan juga ikut mendorong pelemahan penyaluran kredit di tengah pandemi.
"Kami tidak menahan kredit, kalau nasabah belum perlu ya tidak bisa dipaksakan," katanya.