Bisnis.com, JAKARTA -- Country Manager of PT Mastercard Indonesia Navin Jain mengatakan dalam masa new normal, masyarakat cenderung menggunakan pembayaran nirkontak yakni lewat digital daripada menggunakan uang tunai.
Pembayaran digital tersebut dapat menggunakan kartu maupun tanpa kartu untuk mengurangi transmisi penyebaran virus. Namun, pembayaran tanpa kartu tetap menjadi cara yang paling tepat.
Pertumbuhan pembayaran digital tersebut seiring dengan layanan e-commerce yang semakin kompetitif untuk menarik perhatian konsumer. Lantaran hal itu, pendapatan e-commerce dan marketplace juga diproyeksi bertumbuh lebih dari 15 persen pada beberapa tahun ke depan dengan menghasilkan volume pasar sebesar lebih dari US$50 miliar pada 2024.
Selama new normal, lanjutnya, telah terjadi peningkatan aktivitas berbelanja online di Indonesia sebesar 30 persen. Begitu juga dengan telah terjadi peningkatan layanan antar makanan dan belanja sebesar 28 persen. Kondisi ini membuat transaksi digital perbankan juga naik 37 persen selama new normal.
Menurutnya, adanya pandemi telah mendorong penggunanan transaksi digital lebih masif. Sebelumnya, pada 2019, pembayaran dengan menggunakan kartu tercatat lebih dari 50 persen. Porsi penggunaan pembayaran dengan kartu dan tanpa kartu sempat seimbang pada kuartal I/2020.
Namun, pada kuartal II/2020, pembayaran tanpa menggunakan kartu di Indonesia telah kurang dari 50 persen dan digantikan dengan pembayaran secara online.
"Covid-19 telah membuat orang di Indonesia mengubah kebiasaan dalam berbelanja dan melakukan pembayaran, adopsi pembayaran digital terus mengalami peningkatan dan ini akan terus berlanjut bahkan ketika pandemi berakhir," katanya dalam Masterdcard Engange Indonesia 2020, Kamis (15/10/2020).
Mastercard Indonesia pun memproyeksi volume transaksi pembayaran digital di Indonesia akan terus bertumbuh lebih dari 15-16 persen setelah pandemi berakhir.
Menurutnya, Indonesia pun berpeluang menjadi pasar pembayaran digital yang besar. Hal itu didukung oleh sejumlah faktor mulai dari populasi yang besar yakni sebanyak 270 juta penduduk dengan dominasi penduduk usia muda yakni berumur sekitar 29 tahun. Pada 2022 nanti, jumlah penduduk milenial di Indonesia akan mencapai 39 persen dari total populasi.
Adanya masyarakat unbankable yang sebesar 50 persen juga berpeluang untuk terus ditekan seiring dengan upaya regulator untuk menambah jumlah penduduk yang bankable.
"Setiap krisis memiliki peluang yang potensial, fokus kira adalah berkeaja untuk membuat pembayaran di Indonesia lebih aman dan mudah," katanya.