Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. mencatat penurunan laba bersih 30,73 persen secara yoy menjadi Rp14,03 triliun sampai dengan September 2020.
Direktur Manajemen Risiko Bank Mandiri Ahmad Siddik Badruddin mengatakan Bank Mandiri tetap menjaga kinerja keuangan kuartal III/2020 dengan baik.
Beberapa indikator Bank Mandiri sampai dengan 30 September 2020 terlihat dari pertumbuhan aset 10,27 persen secara yoy menjadi Rp1.406,66 triliun. Adapun, kualitas kredit terjaga dengan NPL gross ratio 3,33 persen.
Namun, margin bunga bersih atau net interest margin (NIM) turun 0,90 persen ke level 4,68 persen.
"Net interest margin turun akibat penurunan pendapatan bunga, khususnya yang berasal dari kredit," katanya dalam paparan kinerja kuartal III/2020, Senin (26/10/2020).
Komponen laba, seperti pendapatan bunga bersih atau net interest income tercatat senilai Rp43,39 triliun atau turun 4,27 persen secara yoy. Begitu pula dengan pendapatan berbasis komisi atas fee based income turun 0,26 persen menjadi Rp19,59 triliun.
Sementara biaya operasional dapat terjaga cukup baik. Hal ini tercermin dari pertumbuhannya hanya mencapai 0,42 persen menjadi Rp28,32 triliun.
Kinerja Bank Mandiri yang cukup baik juga tidak lepas dari kinerja perusahaan anak. Secara keseluruhan, total aset perusahaan anak tumbuh 12,4 persen mencapai Rp218,1 triliun. Total kredit perusahaan anak tumbuh 7,8 persen mencapai Rp122,6 triliun.
Total DPK tumbuh 21,2 persen yoy mencapai Rp130 triliun. Secara total laba perusahaan anak berkontribusi 13,5 persen terhadap laba konsolidasi Bank Mandiri.
Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi mengatakan dari perolehan kinerja kuartal III/2020 terlihat adanya peningkatan produktifitas. Perseroan tentunya akan menjaga tren ini pada kuartal IV/2020.
"Jadi, kalau lihat sekarang untuk pertumbuhan kredit target kita sekitar 3 persen-4 persen di akhir tahun. Di mana saat ini pertumbuhan tersebut, kita lihat di kuartal III yakni 3,79 persen. Maka, kami optimis bisa jaga pertumbuhan sesuai dengan target, meski tantangannya berat," katanya.
Dari sisi profitabilitas, perseroan akan menjaga NIM tetap di kisaran 4,68 persen pada kuartal terakhir, atau tidak turun lebih dalam dibandingkan dengan akhir kuartal III/2020. Dengan demikian, perseroan memperkirakan perolehan laba sampai akhir tahun sekitar Rp16 triliun.
"Terkait profitabilitas, kami tidak melihat persentase penurunannya dibandingkan dengan tahun lalu, tapi tren yang kami jaga sampai dengan kuartal III/2020, dilanjutkan. Pada kuartal III/2020, kami bisa bentuk profit Rp14 triliun secara konsolidasi. Setidaknya, kami berada di kisaran penurunan yang tidak terlalu jauh dari 30,73 persen. Angkanya kira-kira ada di sekitar Rp16 triliun sampai dengan akhir tahun," imbuhnya.