Bisnis.com, JAKARTA - Bank Jateng menyalurkan kredit senilai Rp47,65 triliun per 30 September 2020 atau tumbuh 4,20 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Segmen kredit konsumer menjadi penopang pertumbuhan.
Direktur Bisnis Ritel dan Unit Usaha Syariah Bank Jateng Hanawijaya menyampaikan segmen konsumer tumbuh 7,76 persen yoy. Sementara itu, segmen korporasi dan komersil tumbuh 2,04 persen.
Adapun, segmen ritel dan UMKM turun 6,74 persen. Penurunan tersebut karena pada tahun ini kondisi sektor pembiayaan jasa konstruksi di Bank Jateng yang termasuk segmen ritel berbeda dari tahun sebelumnya.
"Banyak proyek yang di-pending karena dananya dialihkan untuk pemulihan Covid-19," katanya dikutip Minggu (1/11/2020).
Lebih lanjut, pengambilan strategi pada tahun ini dengan mendapatkan kuota KUR sebesar Rp2,33 triliun merupakan langkah yang tepat. Kuota KUR akan menahan kredit di sektor ritel dan UKM turun lebih dalam.
Demikian pula, penempatan uang negara diharapkan dapat memacu kredit di sektor ritel sampai dengan akhir tahun. Selain itu, penempatan dana PEN diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan kredit perseroan pada kuartal IV/2020.
Baca Juga : Hore! Bunga Kredit Bank Jateng Turun |
---|
Bank Jateng memperkirakan pertumbuhan kredit pada kuartal III/2020 akan berlanjut sampai dengan akhir tahun, bahkan lebih tinggi. Hanawijaya menjelaskan Bank Jateng masih memiliki kredit proyek yang akan jatuh tempo sampai dengan Desember 2020.
"Dari segmen konsumer akan kami maksimalkan agar pertumbuhan bisa lebih dari 3,9 persen," imbuhnya.
Lebih lanjut, penyaluran kredit penempatan uangnegara per 26 Oktober 2020 tercatat Rp4,64 triliun. Bank Jateng memperoleh penempatan uang negara dalam rangka PEN sebesar Rp2 triliun yang penandatangan kemitraan dilakukan pada awal Agustus 2020.