Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) telah mengumumkan kinerja pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III/2020 terkontraksi atau minus 3,49 persen secara tahunan (year on year/yoy).
Pengumunan yang dilakukan kemarin Kamis (5/11/2020) ini menandakan bahwa Indonesia saat ini resmi resesi setelah dalam dua kuartal berturut-turut pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) mencatatkan pertumbuhan negatif.
Pasar saham dalam kondisi resesi pun kadang mengalami kepanikan, tetapi ada baiknya Anda untuk tidak ikut serta dalam kepanikan dengan keluar dari investasi saham dan menjadikannya uang tunai.
Sebaliknya, coba perhatikan saham yang berkinerja baik bahkan selama resesi. Dilansir dari smartasset pada Jumat (6/11/2020), berikut lima tips agar Anda bisa tahu yang mana:
1. Cari Saham Sektor Inti
Selama resesi, Anda mungkin cenderung akan menyerah pada saham, tetapi para ahli mengatakan yang terbaik adalah tidak sepenuhnya meninggalkan ekuitas. Ketika bagian lainnya goyah, seringkali ada beberapa sektor yang terus maju dan memberi investor keuntungan stabil.
Maka pertimbangkan pada sektor perawatan medis, peralatan rumah tangga, listrik dan makanan. Terlepas dari keadaan ekonominya, saham-saham ini cenderung bekinerja baik.
2. Fokus pada Saham Dividen yang Handal
Berinvestasi pada saham dividen bisa menjadi cara yang baik untuk menghasilkan pendapan pasif. Saat membandingkan saham dividen, beberapa ahli mengatakan ide yang baik untuk mencari perusahaan dengan rasio hutang terhadap terhadap ekuitas yang rendah dan neraca yang kuat.
Jika Anda bingung mulai dari mana, coba lihat pada golongan bangsawan dividen. Ini adalah perusahaan yang telah meningkatkan pembayaran dividen setidaknya selama 25 tahun berturut-turut.
3. Pertimbangkan Membeli Real Estat
Jatuhnya pasar perumahan pada 2008 adalah mimpi buruk bagi pemilik rumah. Namun bagi beberapa investor real estat itu menjadi keuntungan. Ketika resesi melanda harga rumah menjadi turun, dan menjadi peluang untuk membeli investasi properti.
Jika Anda bisa menyewakan properti kepada penyewa yang terpercaya, maka Anda akan memilki aliran pendapatan yang tetap selama masa resesi. Begitu nilai real estat naik lagi, bisa dijual dengan untung.
4. Beli Investasi Logam Mulia
Logam mulia, seperti emas atau perak, cenderung bekinerja baik selama perlambatan pasar. Namun karena permintaan komoditas meningkat pada masa resesi maka harganya cenderung naik.
Ada beberapa cara berbeda untuk berinvestasi pada logam mulia. Cara paling mudah adalah membeli koin atau batangan dari penjual atau dealer koin. Meskipun ini berbeda dengan membeli sekuritas, secara teknis opsi ini sama baiknya dengan opsi lain.
Jika lebi tertarik untuk membeli sekuritas logam mulia, alihkan perhatian Anda pada Exchange Traded Fund atau EFT. Dana tersebut merupakan kumpulan investasi dalam satu industri, yang dalam hal ini adalah pasar logam mulia. Anda juga bisa membeli Individual Retirement Account atau IRA emas jika Anda menabung khusus untuk masa pensiun.
5. Berinvestasi pada Diri Anda Sendiri
Jika Anda kehilangan pekerjaan dan selama resesi, Anda bisa pulih dengan "berinvestasi pada diri sendiri". Anda bisa kembali mengasah diri untuk mendapatkan pengetahuan atau keterampilan tambahan yang dapat membantu Anda mendapatkan pekerjaan yang lebih baik.
Membayar hutang menjadi pilihan lain jika Anda khawatir dengan situasi pekerjaan Anda akan memburuk di beberapa titik. Semakin sedikit uang yang harus Anda keluarkan untuk tagihan, semakin sedikit stres yang akan Anda rasakan selama krisis ekonomi.
Jika dengan kelima tips diatas Anda masih tidak yakin tentang cara membangun portofolio tahan resesi, Anda bisa menggunakan jasa penasihat keuagan untuk membantu.