Bisnis.com, JAKARTA – Restrukturisasi PT Asuransi Jiwasraya (Persero) dinilai sebagai opsi paling baik dibandingkan pilihan lainnya. Berbagi beban antara pemerintah dan pemegang polis menjadi jalan tengah yang dapat dipilih melalui restrukturisasi.
Toto Pranoto, Pengamat BUMN, mengatakan bahwa restrukturisasi Jiwasraya menjadi pilihan terbaik dibandingkan dengan opsi lainnya. Apalagi pemerintah telah memulainya dengan mendirikan IFG Life dengan suntikan dana hampir Rp20 triliun selama 2 tahun.
“Dengan dukungan sinergi BUMN, maka potensi market perusahaan baru ini sangat besar. Dengan pengelola yang profesional dan mengedepankan prinsip GCG diharapkan sustainability akan lebih terjaga,” ujarnya kepada Bisnis, Jumat (12/12/2020).
Toto berpendapat, berbagi beban atau sharing the pain menjadi alternatif yang dapat dikerjakan di tengah kondisi sulit seperti saat ini.
Langkah itu juga menunjukkan pemerintah sebagai pemegang saham Jiwasraya menunjukkan tanggung jawab, sementara pemegang polis diminta kerelaan untuk penyelesaian investasi asuransi melalui restrukturisasi.
Salah satu opsi yang dapat dipilih pemegang polis, katanya, ialah perpanjangan tenor yang memberikan kesempatan IFG Life untuk menyelesaikan kewajiban kepada eks pemegang polis Jiwasraya. Pemegang polis yang migrasi ke IFG Life, tambahnya, bisa memiliki harapan yang lebih baik.
Di sisi lain, pemegang polis Jiwasraya yang tidak setuju dengan pilihan restrukturisasi atau berpindah ke IFG Life juga punya opsi pengembalian investasi yang lebih terbatas. Alasannya, sumber pengembalian investasi mereka hanya mengandalkan aset Jiwasraya yang tersisa dan jumlahnya relatif tidak besar.
“Asumsinya prospek bisnis IFG Life bisa dieksekusi dengan optimal, sehingga return yang dihasilkan entitas baru ini juga cukup besar. Model bisnis dengan mengedepankan teknologi digital [insurtech] seperti di PingAn China bisa menjadi rujukan IFG Life,” tambahnya.
Seperti diketahui, dalam waktu dekat manajemen baru Jiwasraya bersama pemerintah akan mengumumkan program restrukturisasi, sebagai langkah konkret dalam menyelamatkan seluruh polis Jiwasraya, menyusul masalah likuiditas yang terjadi sejak beberapa tahun ke belakang.
Untuk menekan risiko dan kerugian yang akan dirasakan pemegang polis dan keuangan negara akibat adanya potensi likuidasi terhadap Jiwasraya, pemerintah menganggarkan dana yang berasal dari penyertaan modal negara (PMN) sebesar Rp22 triliun yang nantinya akan disalurkan lebih dulu ke Indonesia Financial Group (IFG) yang dulu bernama PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (BPUI).
Nantinya, dana sebesar Rp22 triliun itu akan dipakai IFG untuk mendirikan perusahaan asuransi baru yang bernama IFG Life. Adapun polis-polis Jiwasraya yang telah direstrukturisasi akan dipindahkan ke IFG Life.