Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kena Hantaman Kasus Gagal Bayar, Citra Asuransi Bisa Pulih dengan Cara Ini

Pada tahun ini, kinerja industri asuransi terdampak krisis pandemi dan dibebani pengaruh dari masalah gagal bayar.
Karyawan beraktifitas di dekat deretan logo-logo perusahaan asuransi di Kantor Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) di Jakarta, Selasa (22/9/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha
Karyawan beraktifitas di dekat deretan logo-logo perusahaan asuransi di Kantor Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) di Jakarta, Selasa (22/9/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai terdapat tiga faktor, dari hulu hingga hilir, yang dapat membuat kepercayaan publik terhadap asuransi jiwa terus meningkat sehingga menopang pulihnya kinerja industri.

Kepala Departemen Pengawasan IKNB 2A OJK Ahmad Nasrullah menjabarkan bahwa kinerja industri asuransi jiwa mengalami kontraksi cukup besar sebagai dampak pandemi Covid-19. Perlambatan terjadi baik dari sisi aset maupun premi.

Menurutnya, anjloknya kinerja investasi membuat industri asuransi jiwa yang didominasi oleh produk berbalut investasi, seperti unit-linked dan endowment mengalami gangguan kinerja. Tidak hanya itu, industri pun dibebani pengaruh dari masalah gagal bayar, seperti PT Asuransi Jiwasraya (Persero) dan Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912.

"Ada beberapa perusahaan asuransi yang bisa dikatakan size-nya cukup besar mengalami kendala dalam pemenuhan kewajibannya. To some extense, ini berdampak juga terhadap industri, memengaruhi tingkat kepercayaan masyarakat terhadap industri asuransi di Indonesia," ujar Nasrullah pada Kamis (10/12/2020).

Dia menilai bahwa adanya potensi pemulihan ekonomi pada 2021 harus menjadi momentum yang disambut oleh industri asuransi jiwa. Terdapat tiga hal yang harus dilakukan industri agar kepercayaan publik dan kinerja bisnis dapat kembali pulih pada tahun depan.

Pertama, menurut Nasrullah, asuransi jiwa harus memperhatikan kualitas penjualan dengan cara yang proper dan transparan. Aspek ini dinilai menjadi krusial karena merupakan pintu masuk nasabah ke asuransi, baik untuk mendapatkan proteksi atau disertai pengembangan investasi.

"Karena dari berbagai pengaduan yang kami terima hampir sebagian besar muaranya pada penutupan [polis] itu. Nasabah merasa tidak dijelaskan secara detil, merasa tidak paham betul isi polis, ketika tiba masanya mendapatkan manfaat ternyata tidak sesuai ekspektasi," ujarnya.

Kedua yakni pengelolaan aset yang baik. Nasrullah menekankan pentingnya perhitungan underwriting yang pas dan pengelolaan investasi yang berpegang pada kaidah-kaidah good corporate governance (GCG).

OJK kerap menemukan adanya perilaku excessive risk taking dari perusahaan asuransi, atau penempatan investasi yang berisiko tinggi. Tindakan itu kerap disertai pemberian jaminan imbal hasil investasi yang di luar kemampuan perusahaan.

"Kalau dilihat profit di-generate dari perolehan investasi, bukan dari underwriting, bahkan di beberapa perusahaan ada subsidi silang hasil underwriting oleh investasi. Yang ingin kami tekankan di sini pentingnya pengelolaan aset asuransi dalam hal investasi," ujar Nasrullah.

Ketiga, yang menurut Nasrullah adalah produk utama yang dijual asuransi, yakni pembayaran klaim. OJK meminta agar perusahaan-perusahaan asuransi membuat proses pembayaran klaim menjadi semudah mungkin, terlebih dalam kondisi pandemi Covid-19.

Permintaan itu bukan berarti seluruh klaim harus dibayarkan, tetapi semua klaim yang memenuhi syarat agar segera dibayarkan. Proses pembayaran klaim pun harus disertai peningkatan pelayanan, karena aduan nasabah seringkali muncul ketika proses pembayaran klaim.

"Yang penting lagi, kalau ada pengaduan tolong segera direspons dengan baik, supaya itu nanti tidak tereskalasi ke OJK, pihak-pihak lain. Ini juga akan menurunkan citra industri [asuransi jiwa], akan menurunkan kepercayaan kepada industri," ujar Nasrullah.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper