Bisnis.com, JAKARTA — Rencana peluncuran Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih pada 19 Juli 2025 mendatang kembali menyorot kapasitas perbankan pelat merah dalam mendukung pembiayaan program kerakyatan.
Head of Research Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI), Trioksa Siahaan menilai bahwa program Kopdes Merah Putih bisa menjadi peluang sekaligus tantangan bagi bank-bank BUMN.
“Kopdes Merah Putih merupakan program nasional, harapannya pengelolaan koperasi ini dapat dilakukan secara profesional dan menerapkan tata kelola yang baik sehingga dapat berjalan dengan baik dan berkelanjutan,” ujarnya.
Menurutnya, jika pengelolaan koperasi dilakukan dengan benar, maka hal tersebut justru akan memberikan dampak positif bagi bank yang ikut mendukung kegiatan Kopdes tersebut.
Meski demikian, Trioksa mengingatkan bahwa dari sisi likuiditas, bank-bank BUMN tetap perlu melakukan kajian secara cermat agar dukungan pembiayaan terhadap Kopdes tidak mengganggu kondisi internal bank.
“Untuk likuiditas perlu dikaji kembali oleh bank-bank BUMN sehingga dukungan terhadap Kopdes ini juga memperhatikan kondisi likuiditas bank,” ucap Trioksa.
Baca Juga
Menteri Koperasi Budi Arie Setiadi menegaskan bahwa koordinasi dengan bank-bank milik negara sudah dilakukan berkali-kali. “Sudah, semua kan udah koordinasi rapat, udah berkali-kali. Bank BUMN dukung dong, dukung,” kata Budi Arie, Rabu (9/7/2025).
Budi juga menjelaskan bahwa dalam rancangan landasan hukum Kopdes Merah Putih yang tengah disiapkan Kementerian Keuangan, sudah disisipkan ketentuan terkait risiko kredit maupun mitigasi jika koperasi gagal bayar.
“Itu kan skemanya nanti perbankan dan Kemenkeu, itu business-to-business. Itu diawasi semuanya, termasuk aparat penegak hukum, KPK, Kejaksaan Agung. Kita seluruh libatin awasin,” tegasnya.
Dia juga menilai partisipasi masyarakat menjadi bagian dari sistem pengawasan sosial atas pengelolaan koperasi agar tidak disalahgunakan oleh pengurus yang tidak bertanggung jawab.
Adapu, sebelumnya Budi Arie menyampaikan bahwa koperasi desa juga akan bekerja sama dengan PT Pos Indonesia untuk menyalurkan bantuan sosial (bansos) pemerintah. Dari segi pembiayaan, Zulhas menegaskan pembentukan 80.000 KopDes/Kel Merah Putih harus memiliki perencanaan bidang usaha yang matang.
“Kami pikirin usahanya dulu, setelah usahanya ada baru pembiayaannya, nanti Rp3 miliar pinjaman dari Himbara, plafon pinjaman, tapi setelah usahanya jelas. Jangan ambil uang saja, tidak. Jadi tidak APBN, ini pinjaman,” tandasnya.
Seperti diketahui, dalam beberapa bulan terakhir, kinerja perbankan, termasuk bank BUMN, cenderung melandai. Bank Mandiri mencatatkan laba bersih Rp19,65 triliun pada Mei 2025, tumbuh terbatas 0,13% YoY dari sebelumnya Rp19,63 triliun.
BRI membukukan laba bersih sebesar Rp18,65 triliun pada Mei 2025, terkoreksi 14,87% dari capaian per Mei 2024 yang sebesar Rp21,9 triliun. Pendapatan bunga bersih BRI menyusut tipis 0,79% YoY menjadi Rp45,48 triliun. Beban pencadangan alias impairment tercatat sebesar Rp17,73 triliun, bergerak tipis -0,89% dari sebelumnya Rp17,89 triliun.
BNI mencetak laba bersih individual sebesar Rp8,45 triliun hingga Mei 2025. Namun terkoreksi 1,34% YoY dari Rp8,57 triliun. Pendapatan bunga bersih BNI tumbuh 2,96% YoY ke angka Rp15,74 triliun. Namun, beban penurunan nilai aset keuangan alias impairment meningkat 1,6% dari Rp2,81 triliun menjadi Rp2,85 triliun.