Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Syariah Indonesia (BRIS) Gelar Aksi Korporasi Lanjutan Pasca-Merger. Rights Issue?

Hery Gunardi, Ketua Tim Project Management Office Integrasi dan Peningkatan Nilai Bank Syariah BUMN menyampaikan Tim PMO telah menyiapkan rencana bisnis bank hasil merger untuk periode 2021-2023 atau dalam tiga tahun mendatang.
Kantor BRIsyariah/brisyariah.co.id
Kantor BRIsyariah/brisyariah.co.id

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Syariah Indonesia Tbk. membuka peluang untuk melaksanakan aksi korporasi lanjutan setelah merger efektif pada Februari 2021.

Bank Syariah Indonesia merupakan nama baru untuk PT Bank BRIsyariah Tbk. sebagai bank penerima penggabungan. Proses merger melibatkan BRIsyariah, BNI Syariah, dan Mandiri Syariah. Merger bank syariah milik Himbara tersebut direncanakan efektif pada 1 Februari 2021.

Hery Gunardi, Ketua Tim Project Management Office Integrasi dan Peningkatan Nilai Bank Syariah BUMN menyampaikan Tim PMO telah menyiapkan rencana bisnis bank hasil merger untuk periode 2021-2023 atau dalam tiga tahun mendatang. Selama periode tersebut, pihaknya tetap mengkaji sejumlah opsi kerja sama dengan beberapa negara dalam pengembangan bisnisnya.

Dia mengatakan ada beberapa negara yang dinilai memiliki potensi untuk kerja sama. Namun, pembahasan tersebut masih terlalu dini karena saat ini masih fokus menyelesaikan proses merger.

Menurutnya, jika proses merger berjalan dengan baik dan bank hasil merger menunjukkan pertumbuhan bisnis yang baik, tentu akan ada banyak investor tertarik untuk menjadi partner dalam pengembangan bisnis.

"Saat ini kami masih sibuk melakukan penggabungan. Pada waktunya nanti disampaikan," katanya dalam konferensi pers Penandatanganan Akta Penggabungan Tiga Bank Syariah milik Himbara, Rabu (16/12/2020).

Demikian pula, pihaknya membuka peluang bank hasil merger melakukan aksi korporasi lanjutan. Salah satunya, peluang untuk melakukan rights issue.

"Memang ada rencana untuk melakukan itu, tetapi belum ditentukan kapan. Karena ini banyak sekali persyaratan yang harus kita penuhi dari sisi kelengkapan di pasar modal karena ini adalah bank publik," katanya imbuhnya.

Bank hasil penggabungan akan memiliki total aset Rp214,6 triliun. Adapun, modal inti sebesar Rp20,42 triliun atau bank BUKU III.

Adapun, rencana rights issue pernah disampaikan Hery Gunardi dalam diskusi virtual IBEC Fakultas EKonomi dan Bisnis Universitas Indonesia awal pekan ini. Aksi korporasi itu guna penambahan modal sehingga dapat naik kelas ke BUKU IV.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Azizah Nur Alfi
Editor : Ropesta Sitorus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper