Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

Jelang Tutup Tahun, BI Putuskan Tahan Suku Bunga Acuan

keputusan ini mempertimbangkan prakiraan inflasi yang tetap rendah, stabilitas eksternal yang terjaga, dan sebagai langkah lanjutan untuk mempercepat pemulihan ekonomi nasional.
Maria Elena
Maria Elena - Bisnis.com 17 Desember 2020  |  14:28 WIB
Jelang Tutup Tahun, BI Putuskan Tahan Suku Bunga Acuan
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memberikan keterangan melalui streaming di Jakarta, Kamis (9/4 - 2020). Dok. Bank Indonesia

Bisnis.com, JAKARTA - Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 16-17 Desember 2020 memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan, BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) pada level 3,75 persen.

Dengan demikian, suku bunga deposito tetap sebesar 3 persen, dan suku bunga kredit bertahan di level 4,50 persen.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menuturkan keputusan ini mempertimbangkan prakiraan inflasi yang tetap rendah, stabilitas eksternal yang terjaga, dan upaya bersama untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional.

"Bank Indonesia memperkuat sinergi kebijakan dan mendukung berbagai kebijakan lanjutan untuk membangun optimisme pemulihan ekonomi nasional, melalui pembukaan sektor-sektor ekonomi produktif dan aman Covid-19, akselerasi stimulus fiskal, penyaluran kredit perbankan dari sisi permintaan dan penawaran, melanjutkan stimulus moneter dan makroprudensial, serta mengakselerasi digitalisasi ekonomi dan keuangan," ungkap Perry, dalam laporan hasil RDG Desember 2020, Kamis (17/12/2020). 

Keputusan BI ini sejalan dengan perkiraan median ekonom yang disurvei Bisnis.

Dalam RDG terakhir di 2020, BI mengungkapkan kinerja perekonomian global terus menunjukkan perbaikan dan diperkirakan akan meningkat di 2021.

Hal ini ditunjukkan oleh perkembangan sejumlah indikator dini pada November 2020 yang mengonfirmasi perbaikan ekonomi global yang terus berlangsung. Kenaikan PMI di manufaktur dan jasa berlanjut di AS dan China, serta keyakinan konsumen dan bisnis membaik di China dan kawasan Eropa.

"Dengan perkembangan tersebut, ekonomi global diprediksi tumbuh 5 persen di 2021," ujarnya. 

Perry juga mengatakan ketidakpastian pasar keuangan menurun didorong ekspektasi positif terhadap prospek perbaikan ekonomi global karena ketersediaan vaksin.

BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan cenderung positif pada kuartal IV/2020 seiring dengan penguatan ekspektasi konsumen terhadap penghasilan, penguata PMI produksi manufaktur serta prospek vaksinasi. Sementara itu, untuk keseluruhan tahun, BI meyakini ekonomi Indonesia akan tumbuh di kisaran minus 1 persen hingga minus 2 persen. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

bank indonesia suku bunga acuan
Editor : Hadijah Alaydrus

Artikel Terkait



Berita Lainnya

    Berita Terkini

    back to top To top