Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan industri keuangan syariah berhasil tumbuh mengesankan selama tiga dasawarsa sejak pertama kali berdirinya bank syariah di Indonesia.
Hingga September 2020, Sri Mulyani memaparkan total aset keuangan syariah, tidak termasuk saham, telah mencapai Rp1.710,16 triliun atau setara dengan US$114,64 miliar dengan market share sebesar 9,69 persen.
Total aset tersebut meliputi aset perbankan syariah sebesar Rp575,85 triliun, industri keuangan bukan bank yang syariah sebesar Rp111,44 triliun, dan pasar modal syariah sebesar Rp1.022,87 triliun.
“Yang cukup menarik dalam kondisi yang sangat menekan akibat Covid-19, intermediasi perbankan nasional cenderung mengalami penurunan, namun kinerja perbankan syariah cenderung stabil dan tumbuh lebih tinggi dibandingkan bank konvensional,” katanya, Selasa (29/12/2020).
Dari sisi aset, perbankan syariah mencatatkan pertumbuhan yang lebih tinggi, yaitu naik 10,97 persen secara tahunan, dibandingkan dengan bank konvensional yang pertumbuhannya tercatat sebesar 7,7 persen secara tahunan.
Di samping itu, kata Sri Mulyani, jumlah investor saham syariah juga mengalami pertumbuhan yang tinggi, pada Juni 2020 tercatat naik 32 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada 2019.
“Untuk periode Januari-Juni 2020 peningkatan saham transaksi syariah sebesar 26 persen atau 633.000 transaksi dibandingkan 2019 hanya 501.000 transaksi,” jelasnya.