Lebih dari 10.000 Investor Siap Hadiri Mandiri Investment Forum 2021, Catat Jadwalnya!

MIF 2021 akan mengangkat tema Reform After The Storm dengan menghadirkan sejumlah pejabat tinggi negara, serta tokoh ekonomi internasional.
Bank Mandiri bersama Mandiri Sekuritas dan didukung BKPM akan menggelar Mandiri Investment Forum (MIF) 2021 secara virtual pada 1-5 Februari 2021.
Bank Mandiri bersama Mandiri Sekuritas dan didukung BKPM akan menggelar Mandiri Investment Forum (MIF) 2021 secara virtual pada 1-5 Februari 2021.

Bisnis.com, JAKARTA – Lebih dari 10.000 investor telah melakukan registrasi untuk  mengikuti Mandiri Investment Forum (MIF) 2021 secara virtual pada 1—5 Februari 2021. MIF ke-10 ini menjadi kesempatan untuk melakukan sinergi antara investor, pelaku usaha, dan pemangku kepentingan untuk berinvestasi di Tanah Air.

Direktur Treasury & International Banking Bank Mandiri Panji Irawan mengatakan bahwa MIF ke-10 akan digelar secara virtual pada awal Februari 2021, setelah semua data resmi ekonomi dan kinerja perusahaan dipublikasikan.

MIF yang digelar secara virtual juga akan memberikan kesempatan lebih banyak orang untuk mengikuti kegiatan tersebut.

“Biasanya sekitar 700 peserta, tetapi kali ini bisa lebih karena secara virtual. Pada 22 Januari 2021 sudah 13.754 peserta dari luar negeri dan dalam negeri, termasuk sekitar 500 investor asing atau perusahaan asing, perwakilan kedutaan besar, dan nasabah Kantor Luar Negeri Bank Mandiri yang mengelola aset lebih dari US$4 triliun,” katanya dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Senin (25/1/2021).

Panji menjelaskan, Bank Mandiri selama ini menjadi salah satu lembaga keuangan yang paling konsisten untuk menggelar forum investasi. MIF juga sangat penting untuk menciptakan sinergi antara investor, pelaku usaha dan para pemangku kepentingan, agar mampu menangkap peluang investasi yang dapat mendukung upaya peningkatan pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Dia menyebutkan, MIF menjadi platform bagi pemerintah untuk menyampaikan arah kebijakan yang telah digariskan dalam pemulihan ekonomi nasional kepada investor secara lengkap, sehingga dapat membangkitkan kepercayaan diri untuk berusaha dan melakukan ekspansi bisnis di Indonesia.

Menurut Panji, perekonomian Indonesia telah melewati dampak terdalam dari Covid-19 pada kuartal II/2020 saat mencatat kontraksi ekonomi -5,32%, dan menunjukkan pemulihan pada kuartal berikutnya. Tren ini diperkirakan akan berlanjut pada tahun ini.

Dia menambahkan, perekonomian Indonesia pada 2021 akan beranjak dari fase bertahan atau survival kepada fase pemulihan dengan dukungan beberapa faktor, yaitu program vaksinasi yang sudah mulai berjalan, implementasi UU Cipta Kerja, serta penurunan kasus Covid-19.

“Faktor pendukung lainnya adalah peningkatan investasi swasta, sejalan dengan berbagai stimulus Pemerintah untuk mendorong pulihnya permintaan,” katanya.

MIF 2021 akan mengangkat tema Reform After The Storm dengan menghadirkan sejumlah pejabat tinggi negara, serta tokoh ekonomi internasional yang menjadi narasumber untuk menjelaskan arah kebijakan pemerintah ke depan, hingga perkembangan terkini ekonomi global dan respon yang perlu dilakukan.

Para narasumber tersebut antara lain Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut B. Pandjaitan, dan Menteri Keuangan Sri Mulyani.

Ada juga Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim, Menteri Kesehatan Budi G. Sadikin, Kepala BKPM Bahlil Lahadaila, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo, Executive Chairman of Neo-bank Moven dan penulis buku “Bank 4.0” Brett King, serta Profesor ekonomi Universitas Harvard Kenneth Rogoff.

Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro menambahkan, MIF 2021 diharapkan dapat berkontribusi kepada upaya pemerintah dalam mengakselerasi investasi, terutama penanaman modal asing secara langsung ke Indonesia agar dapat mendorong pemulihan ekonomi, serta menjaga pertumbuhan yang lebih berkelanjutan.

Riset Office of Chief Economist Bank Mandiri ini memprediksi bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2021 akan mencapai 4,4% pada 2021.

Proyeksi tersebut lebih baik dibandingkan dengan tahun lalu karena didorong oleh pertumbuhan konsumsi dan investasi swasta yang diperkirakan akan tumbuh positif tahun ini dibandingkan dengan 2020 yang terkontraksi.

Pada 2021, lanjut Andry, terdapat beberapa sektor ekonomi potensial untuk menarik investasi swasta, di antaranya adalah sektor infrastruktur, kesehatan, pendidikan, komunikasi atau ICT, dan beberapa industri manufaktur yang terdampak positif dari perjanjian perdagangan, seperti otomotif dan elektronik.

Direktur Mandiri Sekuritas Silva Halim mengemukakan bahwa rangkaian kegiatan MIF 2021 akan memberikan wawasan dan informasi yang komprehensif guna membantu para investor dalam menyusun strategi investasi berkelanjutan di Indonesia.

Rangkaian MIF 2021 dimulai pada 1 Februari 2021 dengan agenda site visit ke tech companies dan Bank untuk melihat perkembangan segmen UMKM. Kemudian akan dilanjutkan dengan macro day sebagai event utama MIF yang akan diselenggarakan pada 3 Februari 2021 dengan mempertemukan para investor dengan narasumber dari pemerintahan dan pelaku industry.

Selanjutnya, MIF 2021 akan dilanjutkan dengan morning talk with Chairman of BKPM Bahlil Lahadalia dan investment clinic yang dipandu oleh tim BKPM. Investment clinic menjadi kesempatan bagi para investor untuk membahas tantangan dan solusi berinvestasi di Indonesia.

Rangkaian MIF 2021 nantinya ditutup dengan corporate days pada 4—5 Februari 2021 yang akan mempertemukan investor saham (equity investors) Mandiri Sekuritas dengan para emiten.

Diharapkan, acara ini akan mendorong kepercayaan diri investor, terutama investor asing, untuk meningkatkan porsi investasi di bursa saham Indonesia.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Media Digital
Editor : Media Digital
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

# Hot Topic

Rekomendasi Kami

Foto

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper