Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Fed Masih Dovish, Suku Bunga BI Bakal Tetap di 3,75 Persen Sepanjang 2021

Kebijakan moneter Federal Reserve yang dovish, inflasi dalam negeri yang terkendali dan proyeksi defisit transaksi berjalan di 2021 akan mendorong BI untuk condong menjalankan kebijakan moneter yang akomodatif dan bauran kebijakan makroprudensial.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memberikan keterangan melalui streaming di Jakarta, Rabu (18/8/2020), Dok. Bank Indonesia
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memberikan keterangan melalui streaming di Jakarta, Rabu (18/8/2020), Dok. Bank Indonesia

Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) diperkirakan akan menjaga suku bunga acuan, 7-Day Reverse Repo Rate, tetap di level 3,75 persen sepanjang 2021.

Kepala Ekonom PT Bank Mandiri Tbk. Andry Asmoro mengatakan kebijakan moneter Federal Reserve yang dovish, inflasi dalam negeri yang terkendali dan proyeksi defisit transaksi berjalan di 2021 akan mendorong BI untuk condong menjalankan kebijakan moneter yang akomodatif dan bauran kebijakan makroprudensial.

"Sehingga, kami masih melihat BI akan menjaga BI-7DRRR pada 3,75 persen di 2021, sementara terus menjalankan program quantitativeeasing [QE]," kata Andry dalam catatannya, Kamis (28/1/2021).

Menurutnya, ruang untuk menaikkkan suku bunga tahun ini sempit. Ruang yang sama juga berlaku untuk pemangkasan suku bunga.

Dia melihat suku bunga rendah tetap dibutuhkan untuk mengawal pemulihan ekonomi, terutama ekonomi Tanah Air yang diperkirakan akan pulih bertahap akibat dari pembatasan sosial yang diperpanjang.

Agenda BI untuk menopang ekonomi akan fokus pada pendekatan QE, yakni pembiayaan program PEN 2021 melalui pembelian SBN di pasar primer.

Bank Mandiri melihat inflasi tahun ini akan meningkat menjadi 2,92 persen masuk ke dalam sasaran BI 2 persen - 4 persen. Sementara itu, defisit transaki berjalan akan melebar menjadi 1,88 persen terhadap PDB, seiring dengan perbaikan kondisi ekonomi di semester kedua 2021.

"Kenaikan inflasi dan melebarnya defisit transaksi berjalan, konsekuensinya akan membatasi ruang bagi pemangkasan suku bunga," ujarnya.

BI, kata Andry, harus menjaga interest rate differential atau perbedaan suku bunga acuan untuk menarik aliran modal.

"Karena suku bunga kebijakan telah mencapai level terendahnya sepanjang masa, perbedaan marjin imbal hasil luar negeri dan domestik telah semakin kurang."

Andry menegaskan kondisi ini memberikan kendala lain bagi BI untuk melonggarkan suku bunga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper