Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian BUMN menjadikan PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) sebagai contoh emiten BUMN dengan rencana bisnis jangka panjang. Oleh karena itu, BUMN lain perlu mencontohnya.
Menteri BUMN Erick Thohir menuturkan saat ini ada beberapa BUMN yang sudah memiliki rencana bisnis jangka panjang yang cukup jelas. Contohnya, perbankan syariah yang kini menjadi PT Bank Syariah Indonesia Tbk.
Bank Syariah Indonesia berstatus sebagai perusahaan BUMN terbuka dan tercatat sebagai emiten di Bursa Efek Indonesia dengan kode BRIS.
Adapun Komposisi pemegang saham Bank Syariah Indonesia terdiri dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) 50,95 persen, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BNI) 24,91 persen, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) 17,29 persen, DPLK BRI - Saham Syariah 2 persen dan publik 4,4 persen.
"Optimisme di sektor keuangan syariah dan rencana bisnis Bank Syariah Indonesia yang jelas ini dibuktikan dengan melesatnya harga saham perusahaan," katanya, Kamis (4/2/2021).
Baca Juga
Harga saham BRIS pada saat penawaran umum perdana sebesar Rp510, sedangkan per 3 Februari 2021 harga saham BRIS mencapai Rp2.750 per lembar saham. Artinya, harga saham ini naik sekitar 5 kali lipat dibandingkan dengan posisi saat IPO.
Selain itu, kapitalisasi pasar BRIS pada saat IPO sebesar Rp4,96 triliun. Per 3 Februari 2021, market capital BRIS naik puluhan kali lipat mencapai Rp112,84 triliun.
Tidak hanya itu, prospek bisnis BUMN yang tidak kalah menjanjikan ke depan menurut Erick Thohir, yaitu industri telekomunikasi digital hingga industri baterai kendaraan listrik atau EV Battery yang akan dibangun dalam waktu dekat.