Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) dalam Rapat Dewan Gubernur pada Rabu dan Kamis, 17 dan 18 Februari 2021, diperkirakan akan kembali menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps).
Suku bunga acuan atau BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) yang saat ini sebesar 3,75 persen diperkirakan akan turun menjadi 3,5 persen.
Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan kebijakan yang akan ditempuh BI tersebut mempertimbangkan perkiraan inflasi yang akan tercatat rendah dalam jangka pendek.
Hal ini terindikasi dari angka inflasi, terutama inflasi inti yang berada pada level rendah pada awal 2021, bahkan terendah sejak 2003. Di samping itu, ruang penurunan suku bunga juga mempertimbangkan kondisi keseimbangan eksternal yang tetap terjaga,
“Hal tersebut terindikasi dari penurunan defisit transaksi berjalan pada sepanjang 2020 yang diperkirakan sekitar -0,42 persen terhadap PDB, dan kondisi rendahnya defisit transaksi berjalan diperkirakan masih akan berlanjut hingga kuartal I/2021 ini,” katanya kepada Bisnis, Rabu (17/2/2021).
Menurut Josua, faktor inflasi yang rendah dan keseimbangan eksternal yang tetap terjaga mengindikasikan bahwa kinerja perekonomian belum pulih secara signifikan. Hal ini juga sejalan dengan pertumbuhan ekonomi kuartal IV/2020 yang masih mencatatkan pertumbuhan negatif.
Baca Juga
Penurunan suku bunga acuan lebih lanjut kata Josua juga merupakan suatu langkah lanjutan untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional.
Kepala Ekonom Bank Danamon Wisnu Wardhana memprediksi Rapat Dewan Gubernur akan mengambil langkah pemangkasan. “Kami memperkirakan BI akan menggunakan kesempatan untuk menurunkan suku bunga kembali sebesar 25 bps besok,” ujarnya.
Beberapa indikator yang mendukung, menurutnya, pertumbuhan ekonomi 2020 yang lebih rendah dari perkiraan, prospek inflasi yang rendah namun stabil, serta akun eksternal yang didukung dengan baik.