Bisnis.com, JAKARTA - Pendirian holding BUMN untuk pemberdayaan ultra mikro diprediksi membawa banyak dampak positif baik untuk entitas perusahaan yang terlibat, perekonomian nasional, dan masyarakat serta pelaku usaha.
Pembentukan holding ini juga dianggap sejalan dengan misi besar pemerintah untuk melahirkan BUMN berskala bisnis internasional di Indonesia.
Anggapan dan prediksi tersebut disampaikan eks Menteri BUMN era Kabinet Indonesia Bersatu II Dahlan Iskan. Menurutnya, rencana pemerintahan Presiden Jokowi membentuk holding BUMN ultra mikro sangat ideal.
“Pasti ini ideal. Kita kan terlalu banyak BUMN dan ingin ada BUMN yang size-nya itu global, jangan pemain lokal semua. Tiga perusahaan ini sudah kalau bisa terintegrasi akan sukses dan hebat sekali,” ujar Dahlan dalam keterangan resminya, Selasa (23/3/2021).
Rencananya, pembentukan holding BUMN ultra mikro melibatkan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., PT Pegadaian (Persero), dan PT Permodalan Nasional Madani (Persero). Holding ini ditargetkan terbentuk maksimal pada kuartal III tahun ini.
Dahlan menilai pembentukan holding BUMN untuk ultra mikro sejalan dengan gagasan penyederhanaan BUMN seperti yang sempat dia laksanakan ketika menjabat menteri. Kedua, kebijakan ini dibuat untuk penyehatan BUMN dengan pendekatan bisnis.
Melalui pembentukan holding, maka peningkatan kapasitas manajerial, pendanaan, dan lain-lain bisa dilakukan secara lebih cepat.
Holding juga membuat penyehatan terlaksana lebih efektif, baik untuk BUMN yang dalam kondisi sehat maupun tidak. Dengan holding, maka BUMN, baik sehat maupun tidak, dapat semakin tumbuh dan berdaya saing global.
Ketiga, pembentukan holding disebutnya bisa menumbuhkan perekonomian dengan pesat. Pertumbuhan ekonomi yang cepat ini akan banyak membawa dampak baik, salah satunya yakni membuat semakin bertambahnya pelaku usaha ultra mikro dan mikro yang bisa naik kelas.
“UMKM ini sebaiknya kita kelompokkan, misalnya UMKM yang sifatnya produksi, kemudian yang sifatnya perdagangan lokal pun ekspor. Menurut saya pembinaannya harus sangat tajam,” tuturnya.
“Berarti harus ada kekuatan mengkoordinasikan UMKM yang sudah pernah ekspor dan itu dukungan apa yang diperlukan tanpa melemahkan, dalam pengertian kan banyak bantuan hanya melemahkan mental para pengusaha untuk menjadi lebih sembrono,” tambah Dahlan.
Eks CEO Jawa Pos Group ini juga menyebut kehadiran holding BUMN ultra mikro bisa memperkuat daya saing dan kapasitas BRI, Pegadaian, dan PNM yang masuk dalam kelompok BUMN Lembaga Keuangan.
Sinergi ketiga perusahaan ini akan memperkuat BUMN klaster keuangan dan menaikkan daya tawar Indonesia di level regional dan internasional.
Dahlan bercerita pada saat dirinya menjabat Menteri BUMN, langkah klasterisasi perusahaan negara dia lakukan demi membentuk BUMN yang berdaya saing tidak hanya di lingkup lokal, tapi juga regional dan internasional.
Contohnya, saat itu Dahlan sempat membentuk klaster BUMN sektor keamanan nasional untuk murni kepentingan memperkuat pertahanan nasional. Dia juga menginisiasi sinergi BUMN di bidang pangan untuk membentuk ketahanan pangan dan energi.
“Namun, karena bukan holding maka hubungan manajemennya tidak bisa terlalu tegas. Akhirnya aliran modal, misalnya, tidak bisa saling ngotot antarmanajemennya,” ujarnya.
Kemudian, Dahlan juga sempat berencana membentuk klaster BUMN untuk bisnis yang bertujuan memperbesar kapasitas serta daya saing perusahaan negara di tataran global. Visinya, kelak BUMN yang bergabung di klaster bisnis dapat berdiri sendiri menjalankan perannya dan menyumbang banyak keuntungan untuk kas negara.
Lebih lanjut Dahlan menambahkan holding BUMN ultra mikro berpotensi semakin banyak menumbuhkan UMKM yang sukses dan bisa naik kelas. Alasannya, sinergi melalui holding akan membuat pemberdayaan UMKM berjalan berkesinambungan.
Kemudian, dia menilai proses digitalisasi pada BRI, PNM, dan Pegadaian bisa berjalan lebih cepat dan murah melalui pembentukan holding. Digitalisasi itu mutlak. Untuk apa ada holding tapi tidak bisa mengatur itu. Itu bagus sekali dan kalau itu ditangani bersama dengan lebih efisien saya setuju sekali,” katanya.
“Jadi, ini misi negara yang harus kita laksanakan, di mana kita memerlukan institusi yang bersaing pada tingkat global dan ini [pembentukan holding] salah satu jalan yang harus dilakukan,” tutupnya.