Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Jago Tbk. membantah akan melakukan aksi korporasi berupa stock split dalam waktu dekat.
Stock split adalah aksi emiten membagi sahamnya menjadi beberapa saham baru atau pemecahan nilai saham menjadi nominal yang lebih kecil.
Sekretaris perusahaan Bank Jago Tjit Siat Fun mengatakan bahwa perseroan belum melihat stock split sebagai aksi dalam waktu dekat.
“Sampai saat ini Perseroan belum membuat keputusan terkait dengan pelaksanaan stock split,” ungkapnya dalam keterangan resmi dikutip pada Sabtu (24/4/2021).
Menurutnya belum akan ada aksi korporasi atau atau fakta material yang dapat mempengaruhi nilai efek perusahaan atau keputusan investasi pemodal.
Sebelumnya dalam pemberitaan Bisnis, Wakil Direktur Utama Bank Jago Arief Harris mengatakan perseroan berharap saham lebih likuid karena dengan harga yang terjangkau.
Baca Juga
Dengan begitu dia berharap lebih banyak transaksi terjadi di pasar saham. Hal ini pun diharap dapat menjadi penunjang kinerja pasar saham secara keseluruhan.
"[Untuk] stock split, memang kami lihat, tapi belum buat keputusan. Memang kami lebih cenderung memilih saham lebih likuid. Terlebih kami memiliki pemegang saham publik jumlahnya besar. Kami pun harapnya bisa menjadi patokan," katanya, Kamis (22/4/2021).
Tahun ini, ARTO menargetkan pertumbuhan aset sebesar 190 persen dari posisi per akhir 2020. Target itu akan ditunjang oleh pertumbuhan kredit dan pembiayaan (syariah) hingga 259 persen dan dana pihak ketiga hingga 138 persen, serta laba bersih Rp50 miliar.
Bank Jago juga menargetkan penambahan ekuitas secara signifikan melalui rights issue hingga membentuk sekitar dua pertiga dari total aset per akhir 2021.