Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Jago Tbk. (ARTO) dinilai sebagai pionir bank dengan ekosistem digital yang kuat dan menjadi penantang baru di sektor perbankan.
Oleh karena itu, Sucor Sekuritas memberikan prospek positif terhadap harga sahamnya. Bahkan, dengan skenario optimistis, harga sahamnya dapat mencapai Rp20.800 per saham.
Pada penutupan perdagangan sesi I hari ini (21/4/2021), saham Bank Jago berada di level Rp10.775 atau turun 0,23% dari harga penutupan hari sebelumnya. Di level harga itu, harganya sudah naik 294,12% dalam enam bulan terakhir.
Dalam risetnya pada 19 April 2021, Sucor Sekuritas mengeluarkan beberapa skenario valuasi Bank Jago, berdasarkan seberapa luas Bank dapat menjangkau calon pelanggannya. Valuasi startup fintech biasanya dihitung berdasarkan penggunanya yang mana di negara maju berkisar dari US$1.200 per pengguna, sedangkan di negara berkembang US$295 per pengguna.
Adapun, untuk Bank Jago, Sucor Securitas memiliki tiga skenario. Pertama, skenario konservatif, analis memperkirakan Bank Jago hanya dapat melakukan penetrasi maksimal 80% dari basis pelanggan Gojek dengan 30 juta pengguna dan kesulitan untuk memperluas jangkauannya di luar ekosistem Gojek. Ini akan membatasi basis pelanggan Bank Jago hanya sekitar 24 juta orang. Dengan asumsi nilai rata-rata per pengguna sebesar US$295, maka valuasinya sekitar US$7,1 miliar atau Rp102,7 triliun (setara dengan Rp7.400 per share) untuk Bank Jago.
Kedua, pada skenario yang lebih memungkinkan, analis memperkirakan Bank Jago dapat memanfaatkan ekosistem Gojek dan Tokopedia. Baik Gojek dan Tokopedia dilaporkan tengah menyelesaikan merger US$18 miliar dengan kesepakatan itu diharapkan akan diumumkan paling awal pada 21 April.
Baca Juga
Penggabungan itu bisa memberikan potensi yang sangat besar bagi Bank Jago mengingat Tokopedia memiliki pengguna aktif bulanan yang sangat besar tembus 90 juta. Juga sebagai situs e-commerce terbesar kedua di Indonesia setelah Shopee berdasarkan jumlah pengguna aktif.
Hal ini dapat membantu meningkatkan nilai transaksi melalui Bank Jago. Dengan asumsi bahwa Bank Jago dapat mendaftarkan 50 juta pengguna (60% dari pengguna aktif bulanan Tokopedia) dengan nilai yang sama per pengguna US$295, valuasinya bisa mencapai US$14,8 miliar atau Rp213,9 triliunn (setara dengan Rp15.435 per saham).
Ketiga, dalam skenario optimis, analis melihat potensi pengguna dapat mencapai 160 juta, yang sebagian besar terdiri dari populasi berusia antara 15 - 49 tahun (internet-savvy population). Atau melihat total angkatan kerja menurut data Bank Dunia yang mencapai hampir 135 juta orang.
Dengan asumsi Bank Jago dapat mencakup 45% dari pangsa pasar ini, meniru kesuksesan Bank Kakao Korea Selatan, maka Bank Jago bisa meningkatkan basis pelanggannya menjadi 67,5 juta pengguna. Sehingga memenuhi syarat untuk valuasinya US$20 miliar atau Rp288,7 triliun (Rp20.800 per saham).
"Meskipun ini mungkin terdengar terlalu optimis, kami yakin itu tetap dapat dicapai. Ambil contoh Bank Rakyat Indonesia (BBRI), perbankan dengan jaringan yang lengkap melalui cabang yang luas telah berhasil melayani total 80 juta nasabah pada tahun 2020," terang Analis Sucor Sekuritas Edward Lowis dalam risetnya.
Dengan mempertimbangkan ketiga skenario di atas, analis sampai pada target harga Rp15.000 berdasarkan 30% kemungkinan Bank Jago memenuhi skenario konservatif, 50% dari skenario yang lebih mungkin, dan 20% peluang untuk skenario optimis. Harga target ini menyiratkan proyeksi PB 25.0 kali pada 2021.