Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Multifinance Bangkit Pelan-Pelan, Masih Ada Penahan Laju Penyaluran Kredit

Berapa faktor masih menjadi penahan laju penyaluran kredit multifinance di beberapa sektor andalannya, walaupun berangsur-angsur mulai tampak adanya perbaikan.
Ilustrasi leasing kendaraan bermotor/www.raceworld.tv
Ilustrasi leasing kendaraan bermotor/www.raceworld.tv

Bisnis.com, JAKARTA - Berapa faktor masih menjadi penahan laju penyaluran kredit perusahaan pembiayaan (multifinance) di beberapa sektor andalannya, walaupun berangsur-angsur mulai tampak adanya perbaikan.

Direktur PT Mandiri Tunas Finance (MTF) William Francis menekankan bahwa hal ini tampak dari penyaluran pembiayaan baru industri multifinance sebenarnya telah meningkat 67,6 persen (year-on-year/yoy).

MTF sendiri mengaku paling banyak mendapat berkah dari sisi penyaluran mobil baru, terdorong subsidi pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) dan salah satu event otomotif besar yang diikuti, yaitu Indonesia International Motor Show (IIMS).

"Dalam acara tersebut, MTF menjadi salah satu Official Leasing Partner, yang membukukan 900 SPK atau senilai Rp280 miliar. Inilah yang mendorong kinerja kita pada April 2021, di mana kami membukukan pembiayaan baru sebesar Rp1,7 triliun atau naik 10 persen secara bulanan, dibandingkan dengan Maret 2021," jelasnya kepada Bisnis, Rabu (5/5/2021).

Adapun, bagi MTF, penahan lebih dirasakan dari sisi porsi penyaluran ke sektor produktif, seperti alat berat dan mobil pengangkutan. MTF lebih berhati-hati karena kemampuan membayar debitur masih belum sepenuhnya normal, serta kebanyakan dari mereka sebelumnya sempat mengajukan restrukturisasi.

"Maka, MTF pada awal 2021 ini masih sangat berhati-hati dalam menyalurkan pembiayaan produktif seperti Alat Berat dan Mesin, mengingat situasi ekonomi yang belum stabil. Fokus kami saat ini adalah pada pembiayaan mobil baru, baik dari dealer maupun referral nasabah Bank Mandiri. Untuk pembiayaan produktif kami fokus pada segmen customer existing yang memiliki track record pembayaran yang baik, dan juga dari nasabah corporate referral Bank Mandiri," tambahnya.

Namun, William menjelaskan pembiayaan heavy equipment dan mobil komersial di MTF sudah mengalami rebound jika dibandingkan dengan 2020, dan percaya penyaluran pembiayaan sektor ini mampu mencapai 20 persen sampai 30 persen dari total target portofolio lending MTF sepanjang 2021 yang dipatok Rp20 triliun.

Sebaliknya, bagi PT BFI Finance Indonesia Tbk. (BFI Finance) yang portofolionya didominasi penyaluran kredit mobil bekas, justru percaya diri bahwa porsi alat berat akan meningkat dan menjadi pendorong perbaikan aset piutang pembiayaan.

Finance Director BFI Finance Sudjono menargetkan pembiayaan alat berat mampu mencapai 20 persen portofolio, melihat bahwa sektor konstruksi, pertambangan, agrikultur, dan kehutanan mulai menunjukkan geliat positif meski konservatif.

Namun demikian, penahan dari sisi pembiayaan alat berat serupa dengan banyak multifinance lain, yaitu akibat beberapa debitur eksisting belum bisa melakukan ekspansi bisnis akibat mendapat restrukturisasi.

"Terkait debitur yang masih restrukturisasi, tidak diberikan fasilitas baru sebelum kontrak lama dilunasi. Kalau saya lihat, sekarang ini porsi konsumen lama dan baru sekitar 50:50. Konsumen existing ada sebagian yang masih ada outstanding dan menambah exposure, dan ada sebagian yang sudah tidak ada kewajiban atau sudah lunas, dan baru mengambil pembiayaan kembali," jelasnya kepada Bisnis.

Beberapa hambatan lain yang dirasakan industri multifinance berasal dari kebijakan pembatasan mudik pemerintah, yang mengakibatkan debitur-debitur di sektor mobil pengangkutan atau transportasi darat masih berat untuk lepas dari restrukturisasi.

"Kondisi pandemi ini berpengaruh sekali terhadap kinerja bisnis transportasi, sehingga rata-rata mendapat restrukturisasi. Kebanyakan di kami itu perusahaan bus," ungkap Direktur Utama PT Mandiri Utama Finance (MUF) Stanley Setia Atmadja kepada Bisnis.

Terakhir, Direktur Penjualan, Pelayanan & Distribusi PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk. (Adira Finance) Niko Kurniawan Bonggowarsito mengungkap masih adanya penahan untuk perbaikan portofolio di mobil baru walaupun terdorong oleh subsidi PPnBM.

"Kami lihat masih belum bisa maksimal karena dealer banyak kehabisan barang. Memang betul demand pengajuan kredit untuk mobil-mobil itu naik, tapi memang barangnya dari sisi supply masih belum bisa memenuhi," ungkapnya dalam diskusi virtual, Rabu (5/5/2021).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper