Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Imbal Hasil Investasi di Fintech Peer to Peer Lending Bakal Makin Cerah Tahun 2021

Rata-rata imbal hasil atas pendanaan lewat platform Investree masih mencapai 16,7 persen di era new normal sepanjang 2021 ini.
Ilustrasi teknologi finansial/Flickr
Ilustrasi teknologi finansial/Flickr

Bisnis.com, JAKARTA - PT Investree Radhika Jaya (Investree) optimistis risiko menjadi pendana (lender) dalam pinjaman modal kerja lewat platform teknologi finansial peer-to-peer (fintech P2P) lending akan semakin terukur pada 2021.

Co-Founder & CEO Investree Adrian Gunadi mengungkapkan rata-rata imbal hasil atas pendanaan lewat platform besutannya masih mencapai 16,7 persen di era new normal ini. 

"Tapi di situasi seperti sekarang ini, wajar jika lender masih merasa khawatir dengan kepastian bayar pinjaman. Oleh sebab itu, Investree telah menjalankan beberapa strategi secara konsisten dan berkelanjutan untuk memitigasi risiko dan meningkatkan kepastian pembayaran pinjaman," ungkapnya kepada Bisnis, Minggu (20/6/2021). 

Pasalnya, sebagai pemimpin pangsa pasar industri fintech P2P lending di sektor pinjaman produktif, Investree memahami bahwa periode ini merupakan momentum UMKM selaku peminjam dana (borrower) mulai bangkit dan berani mencoba berekspansi kembali. 

Berbeda dari periode 2020, di mana banyak UMKM yang kegiatannya terhambat karena pembatasan sosial dan terpaksa mengalihkan bisnisnya sementara waktu serta mengalami kesulitan arus kas. 

Namun demikian, Investree masih akan memperkuat pemeliharaan akun terhadap borrower yang bergelut di industri yang masih terdampak pandemi Covid-19 dan melihat bagaimana keamanan pembayarannya.

"Tahun ini kami juga masih berfokus menerima pengajuan pembiayaan berisiko rendah, dari industri tertentu yang minim terdampak pandemi, serta memperhatikan kondisi borrower beserta payor yang sudah teruji rekam jejaknya," tambahnya. 

Pria yang juga menjabat sebagai Ketua Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) ini mengungkap Investree pun terus meningkatkan kolaborasi dengan rekanan asuransi penjaminan.

Selain itu, platform masih akan memperkuat model bisnis yang berfokus pada pembiayaan rantai pasok pada UKM dengan fokus produk Invoice Financing dan Pre-Invoice Financing, serta melakukan analisis dan verifikasi pinjaman dengan sistem credit scoring yang sudah teruji.

"Terakhir, tentunya Investree terus melakukan manajemen perusahaan yang andal, dengan operasional dan taat tata kelola yang diisi oleh mayoritas pimpinan dan anggota berpengalaman lebih dari 15 tahun di dunia perbankan," ujarnya. 

Adrian menjelaskan strategi ini merupakan komitmen untuk menyediakan alternatif investasi bagi para lender individu yang antusias untuk terus meningkatkan perolehan imbal hasilnya dan berencana mencapai tujuan keuangannya melalui Investree.

Terkini, lender retail atau perorangan masih dominan buat Investree. Sementara lender institusi mencakup hanya 1 persen dari total lender aktif, dan dalam hal jumlah pendanaan sejak berdiri, porsi lender institusi mencapai sekitar 36 persen dari total pinjaman disalurkan. 

"Investree melakukan diversifikasi terkait sumber pendanaan di mana selain lender individu, kami turut bekerja sama dengan lender institusi seperti bank BUMN, bank swasta, dan institusi luar negeri, yang tentu kami rasa penting untuk menjaga kestabilan sumber pendanaan bagi para UMKM. Di mana pada umumnya lender institusi dapat melakukan pendanaan dalam jumlah yang lebih besar dengan waktu yang lebih singkat sehingga dapat membantu borrower UMKM untuk segera mendapatkan modal," jelasnya. 

Secara umum, Investree tidak memiliki Super Lender besar dari luar negeri, namun telah bekerja sama dengan beberapa institusi keuangan internasional sebagai lender institusi asing yang berkomitmen untuk memberikan dampak serta melebarkan akses keuangan bagi pelaku UKM yang belum bisa dijangkau institusi keuangan formal secara langsung (underserved). 

"Beberapa di antaranya adalah Accial Capital yang telah menyediakan fasilitas pinjaman sebesar US$15 juta dan GMO Payment Gateway. Dalam hal ini, mereka melihat potensi fintech lending untuk mempersempit kesenjangan kredit para pelaku UKM yang belum dapat dilayani institusi keuangan formal di Indonesia masih sangat besar," jelas Adrian. 

Adapun, Adrian mengaku dukungan dari lender-lender asing kepada borrower UMKM melalui Investree pun terus mengalir di tengah pandemi. Hal ini karena Investree senantiasa menunjukkan performa yang baik, menawarkan peluang pendanaan yang berkualitas, serta menerapkan strategi mitigasi risiko secara konsisten dan komprehensif. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Aziz Rahardyan
Editor : Ropesta Sitorus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper