Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Taktik BI Hadapi Tapering Off The fed

BI akan terus melakukan stabilisasi nilai tukar rupiah dalam mengantisipasi tapering the Fed.
Karyawan keluar dari pintu salah satu gedung Bank Indonesia di Jakarta, Senin, (20/1/2020).  Bisnis/Abdullah Azzam
Karyawan keluar dari pintu salah satu gedung Bank Indonesia di Jakarta, Senin, (20/1/2020). Bisnis/Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) memperkirakan The Fed, Bank Sentral Amerika Serikat (AS) akan mulai mengurangi stimulus atau tapering off pada 2022.

Sejalan dengan itu, suku bunga Fed-Fund Rate (FFR) juga diperkirakan mulai meningkat pada kuartal IV/2022. Kebijakan tapering tersebut akan didahului oleh sinyal yang jelas oleh the Fed, sehingga dibutuhkan antisipasi reaksi pasar.

Gubernur BI Perry Warjiyo menyampaikan bahwa BI akan terus melakukan stabilisasi nilai tukar rupiah dalam mengantisipasi tapering the Fed.

Ada beberapa fokus kebijakan yang akan dilakukan oleh BI. Pada 2021, Perry mengungkapkan seluruh instrumen kebijakan akan tetap diarahkan untuk mendorong pemulihan ekonomi nasional.

Pada 2022, kebijakan moneter diarahkan untuk mendorong stabilitas dan empat kebijakan lainnya, yaitu makroprudensial, sistem pembayaran, pendalaman pasar uang, serta UMKM dan ekspor, tetap diarahkan untuk pertumbuhan.

Dari sisi kebijakan moneter, stabilisasi nilai tukar rupiah akan ditempuh BI melalui triple intervention, suku bunga dijaga tetap rendah, dan likuiditas tetap longgar hingga muncul indikasi awal kenaikan inflasi secara permanen.

“Perubahan kebijakan moneter BI kemungkinan baru pada awal 2022, dimulai dari pengurangan likuiditas [tapering] sebelum kenaikan BI rate,” katanya dalam video conference, Senin (28/6/2021).

Dengan demikian, BI akan mempertahankan stance kebijakan moneternya hingga tahun 2023.

Dari sisi kebijakan makroprudensial, BI akan mengarahkannya tetap longgar untuk mendorong penyaluran kredit perbankan dan pertumbuhan ekonomi.

Perry menambahkan, BI pun melakukan inovasi kebijakan makroprudensial longgar lanjutan untuk mendorong sektor prioritas dan UMKM.

Lebih lanjut, dari sisi kebijakan digitalisasi sistem pembayaran, BI akan melakukan percepatan akselerasi berdasarkan Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia 2025 guna mengintegrasikan ekosistem industri serta ekonomi-keuangan digital nasional.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper