Bisnis.com, JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyampaikan saat ini tengah mengkaji dan mempersiapkan tiga aspek penting terkait dengan penerbitan Central Bank Digital Currency (CBDC) atau rupiah digital.
Perry mengatakan kajian tersebut dilakukan bersama dengan 7 bank sentral dunia lainnya. Aspek pertama, yaitu terkait dengan skema penerbitan mata uang digital.
“Pertama, adalah bagaimana untuk penerbitan digital currency, kalau di Indonesia disebut digital rupiah, secara end-to-end,” katanya dalam wawancara di CNBC TV, Kamis (22/7/2021).
Perry mengatakan, BI berdasarkan perundang-undangan merupakan satu-satunya lembaga yang diberkan kewenangan untuk menerbitkan rupiah digital.
Aspek kedua, yaitu terkait dengan persiapan infrastruktur rupiah digital yang terintegrasi dengan pasar uang secara nasional.
“Integrasi dari infrastruktur sistem pembayaran dan pasar uang menjadi salah satu prasyarat untuk penerbitan digital rupiah,” jelasnya.
Baca Juga
Sementara itu, aspek ketiga yaitu terkait dengan pemilihan platform teknologi untuk rupiah digital. Kajian ketiga aspek tersebut kata Perry masih terus dilakukan bersama dengan 7 bank sentral lainnya maupun di bawah inisiasi Bank for International Settlements.
“Ini juga bagian kita melangkah ke depan dengan koordinasi dan kerja sama dengan bank-bank sentral lain,” tuturnya.