Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saham Bank Milik Grup Salim (BINA) Merosot usai Jelaskan soal Gadai Saham

Pada 16 Juli 2021, manajemen Bank Ina memberikan penjelasan kepada BEI mengenai pergerakan harga saham dan terkait dengan pertanyaan mengenai aktivitas gadai saham (repo).
Gedung PT Bank Ina Perdana Tbk/Istimewa
Gedung PT Bank Ina Perdana Tbk/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Saham PT Bank Ina Perdana Tbk. (BINA) menunjukkan pelemahan setidaknya dalam sebulan terakhir atau sejak digembok perdagangannya oleh Bursa Efek Indonesia (BEI).

Berdasarkan data RTI, pada perdagangan hari ini, Kamis (12/8/2021), BINA ditutup pada level 4.220 atau menguat tipis 0,96 persen. Saham Bank Ina bergerak pada level 4.150 hingga 4.400 dengan nilai turnover Rp3,14 miliar. Pada angka ini, BINA pun mencatatkan kapitalisasi pasar Rp23,86 triliun.

Dalam sepekan terakhir, saham bank milik grup Salim ini terkoreksi 10,21 persen dan jika dilihat kinerja sebulan terakhir, maka terdapat pelemahan sebesar 26,93 persen.

BEI sebelumnya melakukan suspensi terhadap saham Bank Ina pada 9 Juli 2021 dan dibuka kembali pada 21 Juli 2021. Suspensi tersebut dilakukan sehubungan dengan terjadinya peningkatan harga kumulatif yang signifikan pada saham BINA.

Pada 16 Juli 2021, manajemen Bank Ina memberikan penjelasan kepada BEI mengenai pergerakan harga saham dan terkait dengan pertanyaan mengenai aktivitas gadai saham (repo).

Dalam keterbukaan informasi tersebut, BINA menyampaikan bahwa perseroan tidak mengetahui adanya aktivitas gadai saham (repo) dan tidak pernah menerima aliran uang yang bersumber dari aktivitas repo yang dilakukan pemegang saham.

Perseroan juga menyatakan tidak mengetahui rencana divestasi saham yang dilakukan pemegang saham utama dan rencana penggantian kepemilikan perseroan dari pemegang saham lama ke pemegang saham baru. Saat ini Anthoni Salim tercatat sebagai ultimate shareholder dan PT Indolife Pensiontama sebagai pemegang saham pengendali Bank Ina.

Manajemen Bank Ina juga menyebutkan faktor-faktor yang menjadi sentimen kenaikan harga saham, yaitu kinerja yang meningkat dan sustain dengan dukungan ekosistem yang luas serta rencana aksi korporasi untuk rights issue pada semester II/2021.

"[Rights issue] dalam rangka penguatan permodalan dan pengembangan layanan perbankan berbasis digital," demikian penjelasan Bank Ina.

Perseroan memiliki rencana rights issue melalui HMETD sebanyak-banyaknya 2 miliar saham dari modal ditempatkan dan disetor usai PUT III dengan nominal Rp100 setiap saham. Rencana ini telah disampaikan ke BEI pada 10 Mei 2021 dan mendapatkan restu dari pemegang saham pada RUPSLB 16 Juni 2021.

Adapun, pada 3 September 2021, Bank Ina akan menyelenggarakan RUPSLB. Rapat ini digelar dengan agenda memberikan persetujuan perubahan susunan pengurus perseroan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper