Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah memberlakukan pembatasan kegiatan aktivitas masyarakat dengan ketat menyusul peningkatan kasus Covid-19 yang disebabkan oleh varian delta pada Juli 2021.
Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Sunarso mengatakan sampai awal semester II/2021 atau kisaran minggu kedua dan ketiga Juni 2021, perseroan meyakini bahwa aktivitas ekonomi membaik. Pertumbuhan ekonomi pada kuartal II/2021 pun tercatat sebesar 7,07 persen yoy.
"Lalu, minggu keempat mulai kena second wave dan dikenakan PPKM pada Juli. Kami melihat semua angka indeks, seperti indeks kegiatan usaha, indeks penjualan, membaik pada Juni, tetapi kemudian turun pada Juli 2021," ujarnya pada public expose yang dilaksanakan secara daring pada Kamis (9/9/2021).
Sunarso kemudian melanjutkan bahwa para bankir dipanggil untuk bertemu Presiden Joko Widodo terkait dengan efek pemberlakuan PPKM. Menurutnya, para bankir menilai pengaruh PPKM pada Juli 2021 tidak setajam atau sedalam pengaruh PSBB.
"Kalau saat PSBB yang pertama, aktivitas ekonomi dihentikan begitu saja dan vaksin belum ketemu. PPKM sekarang sudah ada prosedur bagaimana melakukan protokol kesehatan yang baik dan sudah banyak yang divaksin, sehingga aktivitas tidak menurun secara tajam, tetap terukur," jelasnya.
Direktur Keuangan BRI Viviana Dyah Ayu Retno menambahkan perseroan melihat ada sedikit efek PPKM pada Juli 2021, tetapi pada minggu pertama Agustus telah terlihat adanya perbaikan. Oleh karena itu, target akhir tahun BRI pun masih dipertahankan.
"Kredit diperkirakan 6-7 persen sampai dengan akhir 2021. Outstanding kredit restrukturisasi akibat terdampak Covid-19 juga terus menurun," katanya.
Namun demikian, Vivi menyebut akan ada sedikit efek PPKM terhadap kredit bermasalah perseroan. BBRI pun mengestimasi rasio NPL berada di kisaran 3,3 hingga 3,5 persen pada akhir tahun.
"Kami juga telah menyiapkan pencadangan yang cukup untuk memitigasi risiko dari pemburukan kredit," kata Vivi.