Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan pembiayaan berbasis digital PT Akulaku Finance Indonesia mengamini tren semakin maraknya fasilitas kredit dari perbankan kepada para pelaku pembiayaan digital (digital lending).
Sekadar informasi, perusahaan berlisensi multifinance bagian entitas grup Akulaku (PT Akulaku Silvrr Indonesia) ini merupakan salah satu pemain digital lending dengan skema buy now pay later (BNPL/paylater).
"Tren pembiayaan digital ini lagi diminati masyarakat, dan mungkin membawa asumsi [bagi para pendana] bahwa kami akan lebih sustain ke depan, terutama di tengah kondisi terkini," ujar Presiden Direktur Akulaku Finance Indonesia Efrinal Sinaga kepada Bisnis, Minggu (19/9/2021).
Sepanjang 2021, Akulaku Finance sendiri tercatat 'memborong' fasilitas kredit dari tiga bank, mulai dari memperpanjang komitmen dengan PT Bank Jago Tbk., ditambah PT Bank Permata Tbk., dan kemudian PT Bank Amar Indonesia Tbk.
"Terlebih, di saat pertumbuhan industri pembiayaan secara umum lagi negatif, namun terjadi sebaliknya di pemain digital seperti kami. Salah satunya, karena e-commerce terus tumbuh positif. Tak heran mengakibatkan kiblat perbankan juga mulai bergeser ke pelaku pembiayaan berbasis digital," tambahnya.
Adapun, Efrinal juga sepakat bahwa memfasilitasi pemain digital lending bakal membawa entitas perbankan menjamah potensi segmen nasabah atau debitur baru, yang notabene belum memiliki profil kredit kuat.
Baca Juga
Pasalnya, keberanian pemain digital lending untuk menjamah debitur berisiko tinggi bukan hanya bermodal nekat, namun juga karena credit scoring yang digunakan meliputi indikator-indikator alternatif dan erat kaitannya dengan pemanfaatan teknologi.
"Kami yakin dari sisi resiko, kami juga semakin membaik dalam mitigasi, sejalan dengan upgrade kualitas algoritma machine learning dalam profiling mitigasi risiko," jelasnya.
Oleh sebab itu, Akulaku optimistis lewat momentum dukungan pendanaan yang kuat dari perbankan, termasuk PT Bank Neo Commerce Tbk. (BBYB), penyaluran sejumlah Rp7 triliun pada tutup 2021.
Seperti diketahui, Akulaku Grup memiliki saham mayoritas di Bank Neo Commerce sebesar 24,98 persen, di samping juga memiliki entitas marketplace dengan nama yang sama, serta fintech peer-to-peer (P2P) lending PT Pintar Inovasi Digital (Asetku).
"Sinergi Akulaku Finance dengan Bank Neo Commerce akan terus berlanjut dan semakin harmonis, mengingat kesamaan visi untuk konsisten di ranah digital. Saya yakin ekosistem kami akan terus berkembang sejalan dengan pertumbuhan e-commerce dan tren pembiayaan digital yang segmentasinya menyasar kaum milenial dan usia produktif yang mendominasi pasar," tutupnya.
Sekadar informasi, performa penyaluran pembiayaan Akulaku Finance kini mencapai kisaran Rp4,9 triliun di sepanjang semester I/2021, dengan tingkat non-performing financing atau NPF (nett) sebesar 0,6 persen.
Perusahaan yang namanya kerap tampil di laman pilihan pembayaran ketika berbelanja ini telah memiliki basis pengguna di kisaran 6 juta orang, serta terhubung dengan berbagai mitra platform e-commerce teratas di Indonesia meliputi Bukalapak, Shopee, BliBli, Tiket, JD.ID, serta berbagai mitra platform layanan digital lainnya.