Bisnis.com, JAKARTA -- Industri asuransi syariah mencatatkan kinerja positif dengan pertumbuhan kontribusi bruto hingga 51,89 persen dan pertumbuhan aset 4,83 persen sepanjang kuartal II/2021. Pelaku industri pun optimistis dapat mempertahankan kinerja ini sampai dengan akhir tahun.
Berdasarkan data Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI), industri asuransi syariah membukukan kontribusi bruto senilai Rp11,55 triliun sepanjang kuartal II/2021 atau tumbuh 51,89 persen dibandingkan dengan capaian kontribusi bruto pada kuartal II/2020.
Porsi terbesar kontribusi bruto tersebut berasal dari asuransi jiwa syariah yang mencapai Rp10,1 triliun atau 87,26 persen dari total kontribusi premi. Kemudian, disusul oleh asuransi umum syariah senilai Rp1 triliun atau 8,67 persen dari total kontribusi bruto dan reasuransi syariah senilai Rp470 miliar atau 4,07 persen dari total kontribusi bruto.
"Pertumbuhan kontribusi bruto asuransi jiwa syariah dari Rp6,4 triliun [kuartal II/2020] menjadi Rp10,1 triliun [kuartal II/2021] cukup signifikan di situasi pandemi ini. Demikian juga dengan asuransi umum syariah di kuartal II tahun lalu Rp793 miliar, kuartal II tahun ini naik jadi Rp1 triliun. Reasuransi ternyata juga tumbuh dari Rp407 miliar jadi Rp470 miliar," ujar Ketua Bidang Riset dan Inovasi Asuransi Jiwa Syariah AASI Ronny Ahmad Iskandar dalam konferensi pers kinerja, Selasa (21/9/2021).
Dari sisi aset, industri asuransi syariah juga menunjukkan kinerja positif. Aset asuransi syariah pada kuartal II/2021 tercatat mencapai Rp42,8 triliun atau tumbuh 4,83 persen dibandingkan dengan kuartal II/2020.
Porsi aset didominasi oleh asuransi jiwa syariah senilai Rp34,4 triliun atau 80,45 persen dari total aset, sedangkan asuransi umum menyumbang 14,68 persen terhadap total aset dengan nilai mencapai Rp6,3 triliun dan reasuransi senilai Rp2,08 triliun atau menyumbang 4,87 persen terhadap total aset.
Ronny menilai pertumbuhan kontribusi bruto yang cukup signifikan dan aset secara keseluruhan menunjukkan adanya perbaikan ekonomi di tengah kondisi pandemi Covid-19. Dia pun optimistis kinerja positif pada kuartal kedua tahun ini dapat dipertahankan sampai dengan akhir tahun seiring membaiknya kondisi pandemi Covid-19.
"Sekarang pandemi di Indonesia sudah mulai terkontrol. Dengan PPKM yang sudah dilonggarkan, ekonomi sudah jalan. Ini akan membalikkan kembali dari sisi pendapatan, kesejahteraan penduduk Indonesia, perputaran ekonomi akan jalan dengan baik. Melihat tren sampai saat ini, kami yakin pertumbuhan asuransi syariah keseluruhan di kuartal kedua ini, baik asuransi jiwa maupun umum, masih bisa dipertahankan sampai dengan akhir tahun," kata Ronny.
Sementara itu, salah satu perusahaan asuransi yang memiliki unit syariah, yakni PT BNI Life Insurance (BNI Life), juga optimistis dapat menunjukkan kinerja positif hingga akhir tahun di unit syariahnya.
GM of Corporate Secretary, Legal & Corporate Communication BNI Life Arry Herwindo Wildan mengatakan bahwa meski pengelolaan dana tabarru pada kuartal II/2021 mengalami penurunan dibandingkan dengan kuartal II/2020 secara year-on-year, dana tabarru BNI Life telah mengalami pertumbuhan signifikan dari awal tahun ini.
"Per Agustus 2021, dana tabarru BNI Life tumbuh 55,5 persen year to date," ujar Arry kepada Bisnis, Selasa (21/9/2021).
Dengan laju pertumbuhan tersebut, dia optimistis unit syariah BNI Life akan menunjukkan kinerja yang baik hingga akhir tahun.
"BNI Life konsisten mneghadirkan layanan optimal dan terus berinovasi menghadirkan produk-produk asuransi yang sesuai dengan kebutuhan nasabah," katanya.
Pemain lainnya, PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia), juga mengklaim unit bisnis syariahnya menunjukkan kinerja yang solid sepanjang semester I/2021.
Luskito Hambali, Chief Marketing and Communications Officer Prudential Indonesia, mengungkapkan bahwa pada semester I/2021, perusahaan mencatatkan total aset unit bisnis syariah mencapai Rp8,1 triliun yang didukung dengan total kontribusi senilai Rp1,9 triliun.
"Hasil kinerja unit bisnis syariah Prudential Indonesia solid, memperkuat peran perusahaan sebagai kontributor ekonomi syariah terkemuka di Indonesia," kata Luskito kepada Bisnis, belum lama ini.